TANJUNG REDEB – Jika head to head atau hanya dua pasangan calon (paslon) saja yang bertarung terjadi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Berau, Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Keluarga Pelajar Mahasiswa Kabupaten Berau (KPMKB) Makassar khawatir, akan terjadi pembelahan elit politik.

Pengurus IKA KPMKB Makassar, Romansyah, berharap Pilkada 2024 di “Bumi Batiwakkal” tidak lagi hanya dua pasangan calon saja yang bertarung.

Romansyah menjelaskan, jika melihat Pilkada 2024 ini bakal ada dua paslon yang akan kembali maju ke gelanggang demokrasi, sama seperti Pilkada 2020 lalu.

Jika hal itu terjadi, maka dia menaruh kekhawatiran akan terjadi pembelahan para elit politik di Bumi Batiwakkal.

Kekhawatiran itu, katanya, sangat beralasan, mengingat keterbatasan calon bupati yang akan diusung oleh partai politik (parpol).

“Dikarenakan, syarat dukungan  harus 6 kursi dan tidak adanya partai yang bisa mengusung sendiri. Mau tidak mau harus koalisi. Jika begitu, kemungkinan paslon tidak lebih dari tiga pasang,” katanya, Senin 10/6/2024).

“Maka, tidak dapat dielakkan lagi, pembelahan di elit politik Berau akan kembali. Yang paling dikhawatirkan, pembelahan politik terjadi hingga di kalangan bawah atau masyarakat,” tandasnya.

Untuk itu,  IKA KPMKB berharap, di Pilkada mendatang ada 3 calon bupati yang bersaing. Sehingga, adanya satu paslon itu, dapat menguat poros ketiga dalam Pilkada mendatang.

Terpenting, katanya, menjelang Pilkada saat ini, masyarakat perlu mendapat pendidikan politik yang baik.

Apakah itu suprastruktur politik, maupun oleh infrastruktur politik (parpol, kelompok kepentingan dan kelompok penekan).

Termasuk, menumbuhkan politik kebangsaan dan mengembangkan politik berkeadaban.

“Kemudian, harus ada kesadaran kolektif tentang pentingnya merawat perbedaan di tengah masyarakat, terutama menghindari provokasi, menolak intoleransi dan melawan terhadap ujaran kebencian,” tandasnya seraya berpesan. (*)

Reporter : Hendra Irawan

Editor : s4h