TANJUNG REDEB – Dalam penyalurkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi agar tepat sasaran serta minimalisir pengetab yang kerap mengantre di setiap Stasiun Pengisian Bahan bakar untuk Umum (SPBU), Pertamina bakal menerapkan kode QR.

Sales Brand Manajer Rayon VI Kalimantan Timut-Kalimantan Utara (Kaltimtara) Gatot Subroto, menjelaskan dengan memberlakukan kode QR itu, penyaluran BBM bersubsidi lebih tepat sasaran kepada masyarakat.

Dikatakannya, melalui kode tersebut, tidak hanya dapat mengetahui jenis kendaraan mewah ketika akan mengisi BBM subsidi, tapi juga pengantre yang kerap berpindah-pindah, hingga yang datang berulang kali.

“Sangat bisa (dengan kode QR). Sekarang saja, belum menerapkan QR, semua yang beli pertalite untuk roda empat di input ke sistem. Jadi, ketahuan kalau mau pindah ke SPBU lain,” jelasnya, Rabu (3/1/2024).

“Hari ini (Rabu), sudah ada beberapa mobil coba pindah-pindah,” ungkapnya.

Gatot juga menyampaikan, apabila ada kendaraan yang ketahuan pindah-pindah mengisi BBM di setiap SPBU dalam satu hari, akan langsung dikeluarkan dari areal SPBU.

“Misal, tadi jam 9 pagi ngisinya di SPBU Bujangga. Eh, jam 10 pagi coba mau ngisi di Rinding. Ketahuan itu, langsung gak akan diisi dan disuruh keluar,” jelasnya lagi.

Ketika ditanya mengenai kapan penerapan kode QR tersebut, menurut Gatot, menunggu instruksi dari Pertamina Pusat.

Hanya, pihaknya sudah mengimbau kepada masyarakat untuk mendaftarkan diri secara mandiri di https://subsiditepat.mypertamina.id/ atau melalui aplikasi my pertamina.

“Kita menunggu timeline dari pusat. Meskipun mendaftar, bukan berarti harus dapat QR ya. Karena, tidak semua kendaraan layak mendapatkan BBM subsidi,” terangnya.

Saat ini, untuk mencegah pengetab menguasai SPBU, pihaknya menjalin koordinasi dengan instansi terkait.

Selain itu juga melakukan pengetatan kendaraan, agar tidak bisa mengisi berulang dan pindah-pindah SPBU, terutama untuk BBM jenis  Pertalite yang disubsidi pemerintah.

“Makanya, dikontrol dengan tidak boleh  melakukan pembelian berulang dan berpindah,” tegasnya.

Memang, akunya, antrean pasti ada. Itu karena adanya BBM bersubsidi. Namun, apabila masyarakat tidak ingin lama mengantre, ada pilihan lainnya yakni menggunakan BBM jenis Pertamax dan Dexlite.

Apalagi, per 1 Januari, terjadi penurunan harga untuk jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

Diketahui, Pertamax 13.500 rupiah per liter (turun Rp450), Pertamax Turbo 14.750 rupiah per liter (turun Rp950), Dexlite 14.900 rupiah per liter (turun Rp1000) dan Pertamina Dex 15.450 rupiah per liter (turun Rp 1.100).

“Jadi, ada pilihan bagi masyarakat yang tidak ingin mengantre,” pungkasnya. (*/).

Reporter : Hendra Irawan

Editor : s4h