NGANJUK, –  Pemkab Berau tengah menyiapkan Peraturan Bupati (Perbup) penggunaan batik lokal. Perbup ini nantinya memuat poin penggunaan batik lokal untuk seragam ASN dan pegawai BUMD, BUMN dan seragam sekolah. Untuk itu, sejak dini Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang kerajinan batik mulai dipersiapkan.

Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Berau bersama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Berau sudah menggagas opsi untuk peningkatan SDM dibidang ini.

Kepala Diskoperindag Berau, Salim mengatakan, Perbup tersebut sebenarnya telah rampung. Hanya saja, sampai dengan saat ini belum disosialisasikan.

“Memang belum disosialisasikan, Perbup ini akan disosialisasikan nanti bersamaan dengan sejumlah agenda yang dilaksanakan Disperindag dan Dekranasda bulan Desember 2021,”katanya, Selasa (09/11/2021).

Kata Salim,jika nanti Perbup ini resmi disosialisasikan. Penggunaan batik lokal untuk karyawan dan pegawai pemerintah maupun pelajar sekolah tetap akan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2022. Ini untuk mengantisipasi adanya lonjakan pesanan, sementara stok dan SDM yang terbatas.

“Kita akan lakukan bertahap untuk penggunaan batik lokal ini tidak langsung sekaligus, bisa kewalahan nanti pengrajin,”ujarnya.

Sementara itu, Ketua Dekranasda Berau Sri Aslinda Gamalis menyebut, untuk mengantisipasi lonjakan permintaan batik. Pihaknya mengirimkan lima orang pengrajin batik khususnya jenis printing.

Lima orang pengrajin batik lokal Berau ini akan belajar selama satu minggu di Desa Sombron, Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk untuk belajar membatik printing yang selama ini belum ada di Bumi Batiwakkal. Kemudian juga, ia ingin menciptakan batik lokal yang terjangkau masyarakat namun dengan kualitas yang bagus.

“Dengan sudah adanya Perbup penggunaan batik lokal ini harus ada kesiapan kita, sesuai instruksi bupati agar kita siap SDM dan peralatan. Hanya tinggal operatornya yang belum dimiliki makanya kita kirim ke Nganjuk untuk belajar,”bebernya.

Ia menegaskan, pengiriman pembatik lokal Berau untuk belajar ke luar daerah seperti ini akan dilakukan secara bertahap. Namun ia memastikan semua pengrajin akan mendapatkan perlakuan yang sama.

“Bahkan, jika ini berjalan sukses, tidak menutup kemungkinan pengrajin batik disini bisa dibawa ke Berau untuk menjadi mentor pembatik lokal jenis ini,”ucapanya.

Sampai dengan saat ini, dari 13 kecamatan di Berau setidaknya sudah ada 7 kecamatan yang memiliki ciri khas batik lokal masing-masing. Bahkan, sebanyak 23 jenis batik lokal yang ada telah memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HKI).(*)

Editor: RJ Palupi