TANJUNG REDEB – Penerimaan pajak di Kabupaten Berau,  Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), hingga November 2023 mencapai 875,8 miliar rupiah atau 136 persen capaian bruto telah melampaui dari target sebesar 643,5 miliar rupiah.

Hal ini diungkapkan Kepala Pengawas Seksi II Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tanjung Redeb Indra Satiya.

Dijelaskan, penerimaan bruto (kotor) pajak Berau mencapai Rp875.825.285.783. Setelah mendapatkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) Restitusi, maka total penerimaan netto (bersih) mencapai Rp821.224.079.381.

“Jadi, penerimaan pajak bersihnya di Berau sudah melebihi target. Persentasenya 127 persen penerimaan hingga November ini,” terang Indra Satiya.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 56,61 persen penerimaan didominasi Pajak Penghasilan Non Minyak dan Gas (PPh Non Migas) mencapai Rp464.886.880.047. Angka ini mendominasi lebih dari separuh penerimiaan pajak yang didapat dari Berau.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), sambungnya, mendominasi setelah PPh Non Migas sebesar 31,22 Persen.

“Dari angka tersebut, kita tarik kesimpulan bahwa dominasi produk dalam negeri masih merajai di Kabupaten Berau dibanding produk mewah yang impor ataupun sebagainya,” jelasnya.

Dua sektor tersebut mendominasi perolehan pajak di Kabupaten Berau. Sedangkan sisanya merupakan sumbangsih Pajak Bumi Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta Pendapatan atas PL dan PIB.

Jika dibandingkan pendapatan pajak di Berau pada tahun 2022 lalu, ada kenaikan yang cukup menarik, baik pada penerimaan bruto maulun netto.

Penerimaan bruto Berau naik sebesar 32,59 Persen. Sedangkan penerimaan netto naik sebesar 25,03 persen.

“Tahun lalu, penerimaan bruto kita sebesar Rp658.738.480.251. Untuk penerimaan netto kita naik dari tahun lalu yang juga hanya senilai Rp656.843.565.064,” jelasnya.

Setidaknya, dari 7 sektor usaha yang dihimpun, lima diantaranya mengalami kenaikan. Kecuali Industri Pengolahan dan lainnya yang mengalami minus pertumbuhan dibanding 5 sektor lainnya. (*)

Reporter : Dini Diva Aprilia

Editor : s4h