Foto: Bendungan Merancang Ilir
GUNUNG TABUR – Bendungan di Merancang Ilir, Gunung Tabur, sudah satu dekade dilirik sebagai destinasi wisata buatan di Bumi Batiwakkal. Namun, hingga kini bendungan itu hanya menjadi tanggul penahan air yang kokoh, tanpa memberikan dampak ekonomi bagi warga sekitar dari sektor pariwisata.
Kondisi tersebut dibenarkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Ilyas Natsir. Kepada Berau Terkini, dirinya berujar kalau bendungan tersebut memiliki potensi yang cukup menarik bila dikunjungi wisatawan.
Memiliki trek yang bagus, pemandangan di lokasi terbuka, hingga keragaman ikan di dalam bendungan dapat menjadi jualan sektor wisata.
Namun, sebelum dijadikan daerah tujuan wisata alias DTW di Berau, warga hingga aparat kampung di Merancang Ilir, mesti menumbuhkan kualitas sebagai masyarakat sadar wisata. Sebab, itu menjadi kunci pertama untuk menjadikan sebuah destinasi wisata laik dikunjungi wisatawan.
“Potensinya sudah baik, tinggal keseriusan masyarakat dulu untuk memnangun Merancang Ilir sebagai daerah tujuan wisata,” kata Ilyas sapaan dia, saat dikonfirmasi Berau Terkini, pada Senin (4/12/2023).
Sebagai masyarakat sadar wisata, maka perlu dibentuk terlebih dahulu Kelompok Sadar Wisata alias Pokdarwis, yang bertugas mengakmodir seluruh kepentingan pembangun di sebuah sektor wisata. Di dalam pokdarwis sendiri, terdapat pemerintah kampung hingga kabupaten.
Bila kesadaran dan organisasi di Merancang Ilir telah terbangun, pemerintah akan berperan untuk memberikan asupan anggaran yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah kampung dalam membangun sebuah destinasi wisata.
Sementara ini, pemerintah kampung telah diberikan anggaran untuk membangun kampung, melalui program yang didesain oleh perangkat kampung. Dapat pula memanfaatkan alokasi dana kampung alias ADK untuk digunakan secara bertahap.
“Bisa memanfaatkan ADK untuk membangun infrastruktur dasar,” pesan dia.
Pada tahun depan, Disbudpar Berau berkomitmen untuk mengusulkan pengembangan Merancang Ulu, untuk diberikan dorongan pengembangan sumber daya manusia. Dengan catatan, masyrakat hingga aparat kampung komitmen serius dalam menjadikan Merancang Ilir sebagai DTW.
“Tahun ini belum ada, kami akan usulkan tahun depan,” tutur Ilyas.
Di bendungan tersebut, dapat dijadikan lokasi pemancingan. Selain itu, menjadi kawasan hijau yang bebas dari polusi kendaraaan bermotor. Pengelola dapat menyediakan penyewaan sepeda hingga kendaraan listrik. Kemudian, menjadikan bendungan sebagai lokasi wisata yang ramah pejalan kaki.
“Itu proyeksi ke depan, semoga terwujud,” harap dia. (*/ADV)
Reporter: Sulaiman