Foto: Para duta wisata di Berau berpose di stand milik Disbudpar Berau.

JAKARTA – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau kembali mendapatkan panggung promosi pariwisata. Berlokasi di Sarinah, Jakarta, mulai 18 dan berakhir pada 19 November 2023 lalu. Di event yang bertajuk Explore Kalimantan Fair 2023 (XKF 2023). Digagas oleh Indonesian Ecotourism Network alias Indecon.

Dalam kesempatan emas promosi wisata itu, di stand informasi pariwisata Berau, dipasang beberapa kekayaan asli budaya Dayak di Berau. Mulai dari kerajinan manik-manik, produk ekraf, hingga tarian daerah asli Bumi Batiwakkal. Termasuk praktek pembuatan tato budaya asli Dayak Kalimantan.

Visi program tersebut memberikan kesempatan langka bagi para wisatawan dan pecinta budaya untuk mengeksplorasi pesona alam dan kearifan lokal Kalimantan dalam satu tempat. Kemudian memancing minat wisata para turis untuk bertandang ke tanah Borneo.

Saat dikonfirmasi, Kepala Disbudpar Berau Ilyas Natsir, melalui Staf Pengelola Promosi dan Informasi Pariwisata Disbudpar Berau, Supriyani, menyatakan panggung tersebut menjadi ajang untuk mempromosikan beberapa potensi wisata di Berau. Termasuk desa wisata di Kampung Merabu, Kelay.

“Tugas kami mempromosikan potensi yang ada di Berau, termasuk wisata di Kampung Merabu,” ujar Yani sapaan dia.

Selain promosi wisata, Disbudpar Berau juga membawa para penari, duta dan putri pariwisata asal Berau. Sebab, dalam event itu ada juga kegiatan modelling yang mempertunjukkan baju adat modern di Berau.

“Kami bawa putra-putri terbaik di bidang wisata dan budaya untuk unjuk gigi di Jakarta,” ucap dia.

Dia juga menjelaskan, dalam event itu juga melibatkan para agen perjalan yang menyediakan paket wisata yang ada di Berau. Sebagai bagian dari tindaklanjut pemerintah dalam mempromosikan pariwisata di Berau.

“Kami libatkan juga para agen perjalan,” ujarnya.

Yani berharap pada tahun depan, promosi tersebut memberikan dampak positif terhadap tingkat kunjungan wisata ke Berau. Sehingga dapat menghidupkan perekonomian mandiri masyarakat di wilayah Daerah Tujuan Wisata alias DTW.

“Semoga wisata kita semakin hidup di tahun depan,” harap dia. (*/ADV)

Reporter: Sulaiman