Foto: Dermaga lama Pulau Kakaban

TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau mengucurkan anggaran senilai 3,8 miliar rupiah untuk pembangunan sarana amenitas di kawasan wisata Pulau Kakaban. Anggaran tersebut dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Berau 2023.

Pembangunan amenitas tersebut masuk dalam rangkaian pembangunan sarana bagi wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata lainnya di Berau.

28 PEMERINTAH KUCUR ANGGARAN 2

 

Terkait dengan pembangunan itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, membangun lokasi pintu masuk baru, sebagai akses lain untuk masuk ke Danau Kakaban. Pintu masuk itu diberinama Subiyanto, yang berada persis di dekat Laguna Kehe Daeng.

“Memang, namanya pintu masuk Subiyanto,” ujar Kepala Bidang Bina Pengembangan Destinasi Wisata Samsiah Nawir, yang ditemui di Kantor Disbudpar.

Di pintu masuk baru tersebut terdapat beberapa item pengerjaan proyek pembangunan yang dilakukan.

Diantaranya, pembuatan jalur menuju danau sepanjang 400 meter, kamar mandi dan toilet, dermaga tambat perahu serta kantor pengelola Kakaban.

Nantinya, di pintu lama akses masuk akan ditutup dan akan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian para ilmuan dan kepentingan pemerintah terkait pengembangan destinasi wisata.

“Kami akan tutup itu. Jadi, semua akses masuk wisatawan hanya lewat pintu masuk baru,” terangnya.

Selain itu, dengan pengembangan destinasi wisata di Kakaban, bakal terdapat perubahan beberapa skema kunjungan wisata.

Nantinya, wisatawan akan dibatasi untuk berkunjung. Dalam sehari, hanya dapat dikunjugi ratusan pengunjung.

Pengunjung nantinya akan dimanjakan dengan fasilitas wisata yang memuaskan hati. Sehingga meski terbatas, pengunjung dan para pengusaha di objek wisata akan berbagi keuntungan dan kepuasan saat liburan.

“Kami tingkatkan Kakaban jadi ‘Quality Tourism’. Ini demi menjaga kelangsungan hidup ubur-ubur langka yang ada di Kakaban,” ujar dia.

Selain pintu masuk ke Danau Kakaban, akses penyebarangan ke danau tersebut juga akan diatur kembali.

Dia memastikan, wisawatan tidak akan diperbolehkan untuk menyeberang ke Pulau Kakaban. Akan tetapi, diminta untuk mengikuti penyeberangan melalui pengelola wisata di Kampung Payung-Payung.

“Akan ada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang bakal diterapkan bagi wisatawan yang ingin menikmati berenang bersama ubur-ubur langka,” katanya.

Kendati demikian, pintu masuk baru dan akses masuk ke Kakaban dibatasi untuk umum. Sementara, pemerintah menutup akses untuk wisatawan yang ingin berlibur ke Kakaban.

Sebab, saat ini sedang dilakukan penelitian terkait dengan masalah ubur-ubur yang diduga stres, lantaran aktivitas wisata yang tinggi dan kondisi air danau yang berubah akibat perubahan iklim.

“Jadi, memang kami masih tutup. Kami bersama peneliti masih mencari penyebab utama ubur-ubur itu, tidak lagi temani wisatawan berenang,” ungkapnya.

Ihwal peluncuran pintu masuk baru, rencananya pemerintah akan melakukan peluncuran pada awal tahun nanti. Sembari menunggu hasil uji laboratorium dan penelitian rampung, dilakukan oleh peneliti dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

“Tetap akan bisa diakses. Semoga tahun depan sudah bisa dinikmati wisatawan,” harap Samsiah Nawir.  (*)

Reporter : Sulaiman

Editor : s4h