TANJUNG REDEB – Melandainya angka penyebaran Covid-19 di Berau, membawa angin segar pada dunia pariwisata. Pengelola objek wisata di Bumi Batiwakkal kini diperkenankan membuka kembali tempat usahanya. Tentu dengan protokol kesehatan yang ketat.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau kini telah memberikan lampu hijau pada pengelola objek wisata. Dikatakan Kepala Disbudpar Berau, Masrani, hal itu didasari dengan terus menurunnya kasus Covid-19. Bahkan ia meyakini setelah PPKM Level 3 ini, Berau akan turun ke level yang lebih rendah. Nanti saat sudah berada di Level 2, ditargetkan semua  objek wisata telah beroperasi seperti sedia kala.

“Semua objek wisata ini secara perlahan boleh dibuka. Bukan saja untuk wisatawan lokal tapi luar Berau juga sudah diperbolehkan datang.  Hanya saja tetap dengan protokol kesehatan,” ungkapnya, Senin 20 September 2021.

Masrani menyebut, biasanya wisatawan dari luar daerah yang akan ke Berau melalui jalur udara telah memiliki surat PCR dan telah divaksin. Surat PCR itu nanti dapat digunakan untuk masuk ke objek wisata yang ada di Berau.

Kemudian bagi mereka yang menggunakan jalur darat, sesuai edaran Satgas Covid-19 Nasional, hanya perlu membawa hasil tes Antigen. Pengetatan terhadap protokol kesehatan masih perlu dilakukan mengingat wisatawan bisa saja membawa virus meskipun telah memiliki surat kesehatan dan telah divaksin.

“Yang jelas para wisatawan ini sudah ada deteksi yang menyimpulkan tidak terpapar virus Covid-19. Apalagi kecamatan-kecamatan yang ada objek wisata unggulan sudah masuk zona kuning, bahkan ada yang zona hijau. Jangan sampai jadi zona merah lagi,” bebernya.

Masrani juga menyebut, jika pembukaan objek wisata secara perlahan ini tak lepas dari situasi pandemi yang saat ini lebih terkendali. Disbudpar Berau juga merujuk pada arahan Pemerintah Provinsi Kaltim untuk segera membuka objek wisata.

Efek dari pembukaan objek wisata tentu untuk segera memulihkan perekonomian. Apalagi selama pandemi, pelaku usaha bidang pariwisata menjadi kelompok yang paling terdampak. Para pendukung kegiatan ekonomi, seperti pemandu wisata dan penjual aksesoris juga sangat terpukul karena minimnya kunjungan wisatawan ke Berau.

“Kita mau mereka yang menggantungkan pemasukan dari bisnis pariwisata dan oleh-oleh bisa kembali normal. Karena ini sudah cukup lama (tidak beraktivitas),” tutupnya.(*)

Editor: RJ Palupi