Reporter : Sulaiman
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Langkah politik dua partai besar yakni PDI Perjuangan dan Gerindra Berau, masih menjadi teka-teki. Hingga dua pekan menjelang pendaftaran ini, dua partai tersebut belum juga mengeluarkan surat rekomendasi B1-KWK bagi para kontestan yang bakal bertarung.

Tak ayal kondisi itu mencuri perhatian Sonny Sudiar, pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Mulawarman (Unmul). Ia mengutarakan untuk Gerindra, partai besutan Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto diprediksikan tak akan jauh berlabuh dari poros koalisi petahana Sri Juniarsih bersama Gamalis.

Sonny (sapaan dia), mengatakan sebuah langkah keliru dalam politik bila dukungan partai tak diberikan ke pasangan yang potensi kemenangannya sangat besar. Selain status sebagai petahana, dukungan partai poros Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus disebut mampu meraih keuntungan besar bagi koalisi petahana.

“Konyol kalau dukungan tidak diberikan ke petahana,” kata Sonny, dihubungi berauterkini.co.id, beberapa waktu lalu.

Sementara, Sony menilai PDI Perjuangan masih dianggap sangat dinamis. Kondisi itu ia nilai, lewat situasi politik di level nasional yang saat ini masih mengalami guncangan di dalam internal.

Dalam situasi tersebut, bakal calon usungan Nasdem dan PKB, Madri Pani memiliki peluang cukup besar untuk mendapatkan rekomendasi partai berlogo banteng tersebut. Dengan catatan, tak terlena dengan kepastian 6 kursi yang dimiliki dalam koalisi sementara lawan petahana itu.

“Masih ada kesempatan untuk berjuang dapat rekom PDI Perjuangan,” ujar pria yang saat ini masih aktif mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional (HI) tersebut.

Langkah tersebut dianggap strategis, untuk memambah kekuatan politik. Menambah minimal 2 kursi untuk mengalahkan kekuatan koalisi petahana yang mencapai 14 kursi.

“Ini dalam konteks memberikan perlawanan ke petahana,” kata dia.

Selain dapat menempuh jalur komunikasi politik, lawan petahana juga dapat menggunakan jalur politik transaksional. Dalam artian, dapat membayar dua kursi yang dimiliki PDI melalui jalur lobi di DPP PDI Perjuangan.

Ditambah lagi, bila Madri mau memberikan kursi calon wakil kepada kader PDI Perjuangan. Tanpa mahar pun, PDI Perjuangan diyakini akan memberikan karpet merah bagi potensi pasangan calon tersebut.

“Kita harus terjemahkan situasinya sudah seperti itu saat ini,” ucapnya.

Dia menegaskan, PDI Perjuangan dan Gerindra, memiliki kultur politik satu komando. Dimana, para ketua umum partai memiliki kewenangan besar dalam memberikan B1-KWK ke masing-masing calon yang bakal bertanding.

“Semua muara dukungan ada di DPP, sinyal bisa diberi ke DPC, kemudian jadi rujukan ke DPP,” ungkap dia.

Sementara itu, Ketua DPD PKS Berau, Sumadi, menegaskan pihaknya terus melakukan komunikasi politik lintas partai kedua partai besar tersebut. Kendati, dia tak memberikan fokus berlebihan lantaran telah memiliki jumlah dukungan yang cukup bagi pasangan petahana.

“Tetap komunikasi, mengalir saja,” ucap dia. (*)