TANJUNG REDEB – Megengan. Tradisi menyambut bulan suci Ramadan ala warga RT 12, Karang Ambun, Tanjung Redeb, yang hanya tinggal menghitung hari.
Megengan merupakan tradisi dari adat budaya warga tanah Jawi. Tradisi yang dijaga para perantau yang mengadu nasib di Bumi Batiwakkal.
Tradisi yang lestari sejak abad ke-15, sejak penyebaran ajaran agama Wali Songo atau 9 Wali. Pada masa kerajaan Demak di Jawa Tengah.
Megengan di RT 12 itu diawali dengan kegiatan doa bersama yang biasanya diisi dengan pembacaan Surat Yasin dan tahlil. Biasanya juga warga sekalian ziarah kubur.
Setelahnya, para tamu yang hadir di Megengan itu, menikmati kudapan khas dari tanah jawa. Yang disiapkan khusus panitia megengan di RT 12.
Anak-anak hingga orang dewasa yang hadir pun larut dalam megengan tahun ini. Semua gembira lantaran masih berkumpul dengan keluarga di bulan yang suci tahun ini.
Semua berbaur makan lesehan, menikmati kudapan yang telah disiapkan sebelumnya. Uniknya, makanan itu diberikan secara sukarela oleh para warga.
Ada yang kebagian membawa makanan, buah-buahan, cemilan, dan minuman. Semua ikhlas demi silaturahmi.
Ipun Ismawan, Ketua RT 12, mengaku sengaja menggelar upacara megengan ini. Ingin menciptakan suasana yang dekat dengan kampung halamannya, di Jawa Tengah.
“Yang rindu kampung halaman, semoga terbayarkan,” harap Ipun.
Megengan ini juga, sengaja ia buat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Sebab, masih memberikan umur panjang karena ketemu kembali dengan Ramadan tahun ini.
Bulan yang sejatinya memberikan keberkahan bagi umat muslim. Diberikan kesempatan untuk meningkatkan amal baik selama satu bulan penuh nantinya.
“Ini sudah tahun ketiga, semoga ini bawa berkah,” harap RT peraih gelar RT terbaik kedua se-Kaltim 2024 itu.
Berbuat baik menurut dia membutuhkan keteguhan iman yang kuat. Bisa mendorong hati yang ikhlas untuk saling membantu sesama.
Amal kebaikan yang pada bulan suci, dilipatgandakan oleh Allah. Pesan yang sangat penting dalam menyambut bulan fitri tahun ini.
“Luruskan niatnya untuk saling membantu,” kata Ipun.
Pesan penting lainnya dari megengan ini, yakni silaturahmi. Baik antar sesama umat muslim, maupun umat lainnya.
Sebab, semua penganut agama dari suku apapun akan merasakan nikmatnya ramadan. Ada pasar ramadan yang akan bisa dinikmati semua kalangan.
Menjadi keberkahan bagi siapapun yang datang dan sengaja membeli jajanan yang biasa disebut takjil.
“Semua akan menikmati indahnya ramadan,” ujar dia. (*/ADV)