TANJUNG REDEB-Sudah berulang kali dilakukan penindakan tegas kepada nelayan yang melakukan penangkapan ikan tidak ramah lingkungan. Namun demikian, sampai saat ini belum efektif memberikan efek jera.

Sekretaris Dinas Perikanan Berau, Yunda Zuliarsih, membenarkan penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan di perairan Berau masih cukup banyak. Meskipun, secara kuantitas, jumlahnya menurun dari tahun-tahun sebelumnya.

“Dari laporan masyarakat, aktivitas penangkapan ikan menggunakan bom ikan masih cukup marak di perairan selatan seperti Pulau Balikukup, Pulau Mataha, dan Pulau Bilang-Bilangan,” jelasnya, Senin, 14 Juni 2021.

Selain bom ikan, ada nelayan masih menggunakan alat tangkap troll kecil. Ditemui di perairan utara Berau seperti perairan Kasai, Teluk Semanting, dan sekitar Tanjung Batu. Para pelakunya adalah nelayan lokal dan nelayan dari Sungai Nyamuk, Kalimantan Utara.

“Mereka ini sebanyak apapun kami tindak, pasti tetap ada. Beralasan sudah sejak nenek moyang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan, tidak ada masalah. Padahal saat ini banyak karang rusak yang akan berdampak terhadap hasil tangkapan,” sesal Yunda.

Langkah pencegahan pun dikemukakan. Terutama membendung para nelayan dari Kaltara kembali ke perairan Berau menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan. Dimulai dengan bersuratnya Dinas Perikanan Berau kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltara.

Dari surat balasan Pemprov Kaltara, otoritas setempat dipastikan segera melakukan pembinaan terhadap nelayan nakal tersebut. Langkah yang sama juga terus dilakukan di Berau.

“Sehubungan dengan itu, kami sudah beberapa kali diundang pemerintah kampung membahas persoalan ini. Nah, rencananya akan mengundang mereka yang disinyalir pelaku destruktif fishing di Kecamatan Pulau Derawan,” katanya.

Pengumpulan dimaksud bertujuan melakukan pembinaan agar nelayan tak menggunakan alat tangkap ikan tidak ramah lingkungan. Sejumlah solusi pun turut dimunculkan. Termasuk mengerahkan bantuan. “Diskan Berau bersama DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan) Kaltim siap membantu,” pungkasnya. (*)

Editor: Bobby Lolowang