TANJUNG REDEB-Pemprov Kaltim dan Pemerintah Seychelles meluncurkan pencanangan dan pengembangan ekonomi biru di kawasan Pulau Maratua. Program Ekonomi Biru kolaborasi dua negara tersebut diklaim satu-satunya yang tengah diuji coba di Indonesia.

Gubernur Kaltim, Isran Noor, menyebut pencanangan ekonomi biru di Pulau Maratua tak lepas dari potensi luar biasa yang dimiliki. “Sebagai kabupaten yang memiliki potensi wisata bahari cukup luas di Kaltim, Berau sangat cocok dijadikan pengembangan ekonomi biru,” ujar Isran Noor belum lama ini.

Yang dimaksud ekonomi biru adalah pola pengelolaan yang tidak merusak lingkungan. Potensi laut Maratua sebagai sumber karbon yang sangat besar bagi kehidupan di bumi, khususnya di Berau juga mendapat perlakuan khusus. “Karang-karang itu produsen karbon terbesar,” ucapnya.

Tahap awal dari kerja sama di Maratua, bisa menjadi awal dari pengembangan pulau-pulau lain di sekitarnya. Termasuk yang ada di kecamatan Biduk-Biduk.Dengan konsep tersebut, pariwisata di Kaltim, khususnya Berau, diyakini mendapat dampak yang sangat bagus.

“Kita harus belajar optimis, jangan pesimis. Harus optimis apa yang kita lakukan akan berhasil dan sukses serta terwujud,” celetuknya.

Sementara itu, utusan khusus Presiden Seychelles untuk ASEAN, Nico Barito, menyebut pemilihan Maratua sebagai lokasi pengembangan ekonomi biru di Indonesia disebabkan lingkungan yang masih terjaga sebagai pulau terluar. Program yang dikemukakan pun diyakini akan sangat menguntungkan. Bukan saja dari segi ekonomi, tapi dalam hal pelestarian lingkungan serta masyarakat pesisir yang lebih maju.

“Negara kami, Seychelles, karena kekayaan laut bisa memajukan bangsa. Bukan menggali tambang atau memotong pohon. Indonesia punya laut lebih luas dari negara kami tapi belum terkelola maksimal,” katanya.

Seychelles sebagai negara kecil di lautan Hindia, diklaim telah sukses mengelola laut tanpa merusak ekosistem. Keberhasilan itulah yang dimaksudkan dibagi kepada Indonesia melalui Kaltim dengan Pulau Maratua sebagai percontohan.

Program itu juga disebut sangat relevan dengan Berau mengingat industri tambang batu bara yang selama ini diandalkan, sudah makin melemah. Pergeseran ke sektor wisata menjadi langkah krusial untuk menjaga kelangsungan daerah.

“Begitu banyak hal kok di laut bisa dikelola dengan menerapkan ekonomi biru. Bersyukur Maratua bisa menjadi percontohan ekonomi biru pertama di Indonesia,” tandasnya. (*)

Editor : Bobby Lalowang