Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB,– Komunitas Gerobak Buku Berau sukses menggelar acara bertajuk “Bertualang Bersama Leman dan Jut Jiu di Kampung Merasa, Panggung Cerita dan 3D Painting”

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Berau pada Minggu (8/12/2024) lalu.

Puluhan anak TK dan SD se-Kabupaten Berau, ditemani pendamping mereka, larut dalam kisah dan imajinasi yang membangkitkan semangat belajar sekaligus melestarikan budaya.

Acara ini menjadi momen spesial karena sehari sebelumnya digelar peluncuran buku “Leman dan Anjat Kesayangan”.

Buku tersebut merupakan karya kolaborasi penulis Risna Herjayanti, dan ilustrator An Nisaa Damayanti, yang menerima bantuan Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan dari Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIV Kaltim-Kaltara.

Sebagai buku cerita anak bergambar pertama yang mengangkat keindahan Kampung Merasa, buku ini disambut antusias oleh para guru TK dan SD di Kabupaten Berau.

Menurut Risna Herjayanti, penggerak Gerobak Buku Berau sekaligus penulis buku tersebut, acara ini menjadi sarana untuk mengenalkan budaya lokal kepada generasi muda dengan cara yang menyenangkan.

“Kami ingin anak-anak tak hanya menikmati cerita, tapi juga memahami nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Lewat dongeng dan aktivitas kreatif seperti melukis 3D, mereka bisa menghayati kekayaan Kampung Merasa dengan lebih mendalam,” ujarnya.

Di atas panggung dongeng, Linda Talita Zahra, siswi kelas XI SMPN 3 Tanjung Redeb, dan Fatra, siswa kelas XIII SMPN 3 Tanjung Redeb, memukau audiens dengan kepiawaian mereka membawakan cerita.

Linda menyampaikan dongeng “Leman dan Anjat Kesayangan”, sementara Fatra menghadirkan kisah inspiratif “Pentingnya Garam”.

Kedua pendongeng muda ini telah menekuni seni bercerita sejak sekolah dasar, membuktikan bahwa bakat dongeng mereka semakin bersinar.

Tak kalah seru, sesi melukis 3 dimensi menjadi favorit anak-anak. Menggunakan alat lukis dan potongan kertas yang disediakan, mereka bebas berkreasi menciptakan karya bertema “Leman dan Anjat Kesayangan” serta “Jut Jiu dan Pesta Meja Panjang”.

Acara ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga ruang edukasi dan pelestarian budaya yang dikemas secara kreatif. Risna juga berharap, kegiatan seperti ini dapat terus dilanjutkan dan berkembang.

“Kampung Merasa adalah inspirasi besar, dan kami ingin membagikan keindahannya ke lebih banyak orang. Dengan kegiatan ini, semangat mencintai budaya lokal tumbuh sejak dini, menjadikan Leman dan Jut Jiu tak sekadar tokoh cerita, tetapi juga simbol kebanggaan akan kekayaan Kampung Merasa,” tutupnya.(*)