Foto: Suasana pemakaman jenazah pasien covid-19 di pemakaman bukit ria

TANJUNG REDEB – Rencana awal melakukan perluasan pemakaman Covid-19 tetap dilakukan meskipun angka kasus di Berau menurun tajam. Data Dinas kesehatan hingga 31 Oktober kasus aktif hanya tersisa 14 orang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Thamrin mengatakan bahwa  pengadaan lokasi pemakaman  yang baru memang sudah masuk dalam perencanaan. Bahkan sudah dilakukan peninjauan.

“Memang sejak Juli kemarin rencananya perluasan lahan kedua untuk pemakaman COVID-19 luasnya  1 hektar dengan maksimal dapat menampung kurang lebih 750-1.000 makam sudah dilakukan,”ujarnya, Minggu (31/10/2021)

Angka kematian saat ini sudah cukup rendah. Sehingga  masih sangat memungkikan pemakaman COVID-19 yang ada saat ini masih mencukupi dan bisa digunakan ketika ada pasien terkonfirmasi meninggal.

“Jadi perencanaan perluasan tetap berlanjut tapi pengadaanya belum tahu kapan. Kita serahkan kepada tim satgas khususnya yang membidangi,”bebernya.

Ditanya soal kelanjutan rencana di tengah turunnya angka kasus dan kematian akibat Covid, Thamrin menjelaskan, bahwa sampai saat ini belum ada kepastian bahwa pandemi segera berakhir. Bahwa bisa saja tiba-tiba gelombang 3 kasus covid terjadi, sama halnya seperti gelombang kedua yang diluar prediksi.

Sebab menurutnya, elemen pemerintah tetap menjalankan upaya antisipasi semua kemungkinan. Termasuk jika gelombang 3 covid terjadi. Bahkan jika statusnya sudah menjadi endemi kemungkinan besar pembatalan perluasan makam COVID-19 dilakukan.

“Kita berharap bukan cuman berubah jadi endemic tetapi juga sudah tidak ada lagi angka kematian akibat virus ini. Maunya semua warga Berau sehat semua dan panjang umur,”ucapnya.

Data Dinkes Berau, hingga  31 Oktober 2021 angka penyebaran COVID-19 di Berau sudah mencapai 13.195 kasus, 12.772 diantaranya telah sembuh. Sementara ada 14 kasus aktif dan 409 kasu kematian.

Angka kesembuhan yang mencapai 96,8 persen tersebut kini menyebabkan 8 kecamatan sudah zona hijau dan 5 kecamatan lain zona kuning.(*)

Editor: RJ Palupi