TANJUNG REDEB – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Iswahyudi, menuturkan jika anak di bawah usia 12 tahun memiliki imun yang kuat. Tapi tidak menutup kemungkinan bisa terpapar Covid-19. Hal ini menurutnya tidak lepas dari peran orangtua.

Ia mengatakan, penularan Covid-19 terhadap anak, mayoritas berasal dari klaster keluarga. Ia mencontohkan, seorang ayah yang terpapar namun tidak menyadarinya langsung memeluk dan mencium anaknya. Setelah gejala muncul, baru ia tersadar dan terkonfirmasi. Namun itu terlambat, karena sudah kontak erat dengan sang anak.

Dikatakan Iswahyudi, pasien Covid-19 yang telah dan sedang menjalani perawatan untuk usia di bawah 18 tahun lebih dari 100 kasus. Sedangkan untuk anak SD di bawah 12 tahun masih sedikit yang terpapar.

“Datanya ada, tapi belum kelar memilah. Kita belum bisa memperkirakan berapa persennya. Karena masih pendataan. Anak di atas 15 tahun itu yang bengal, sedang mencari jati diri,” katanya, Jumat, 6 Agustus 2021.

Ia mengatakan, ada beberapa cara untuk mengantisipasi agar anak tidak ikut tertular, apabila orangtua sakit. Salah satunya adanya cepat sadar jika sakit, dan selalu pakai masker. Menjauh dari anak. Jangan sampai orangtua yang sakit tapi tidak perduli. Suatu saat jika makin parah, kemudian tes dan positif, sang anak sudah terlanjur kena.

“Jangan selalu berpikiran lain. Misalnya dia batuk pilek, jangan beranggapan tidak apa-apa. Karena takut dibilang Covid-19, tetap saja dekat anak dan cium anak. Tapi pada saat flu, sebaiknya langsung pakai masker,” sambungnya.

Menurutnya, dari segi kesehatan anak-anak tidak rentan terkena. Justru orang dewasa yang banyak beraktivitas di luar rumah yang lebih rentan. Tingkat keparahan anak-anak itu ringan, karena memiliki imun yang tinggi, tapi tidak menutup kemungkinan ada gejala berat.

“Karena anak-anak tidak memiliki pikiran macam-macam. Itu yang membuat imunnya tinggi. Sedangkan kita yang dewasa, begitu ken sudah kepikiran macam-macam,” tuturnya.

Ia menambahkan, terkait dengan vaksinasi untuk anak. Pihaknya belum menerima arahan untuk memberi vaksin kepada anak yang berusia di bawah 12 tahun. Tetapi vaksin anak diatas 12 tahun saat ini sudah berjalan.

“Karena vaksin belum ada. Kami lebih selektif dalam memilih, misal ada anak yang sekolah atau masuk pesantren itu yang kami dulukan. Jumlahnya baru 24 anak berusia 12-17 tahun yang kami vaksin. Pada dasarnya sudah boleh. Untuk di bawah 12 tahun belum ada instruksi,” pungkasnya. (*)

Editor: Bobby Lalowang