TANJUNG REDEB – Indeks Ketahanan Pangan (IKP) Kabupaten Berau 2024 mengalami penurunan dari 85,33 menjadi 81,91.

Meski turun, Berau tetap menunjukkan ketangguhan dengan mempertahankan posisi tiga besar kabupaten/kota dengan IKP tertinggi di Kalimantan Timur, di bawah Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.

Kepala Dinas Pangan Berau, Rakhmadi Pasarakan, menilai, capaian ini tak lepas dari kolaborasi lintas sektor yang terus diperkuat.

Meski Berua juga dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti alih fungsi lahan pertanian yang berdampak pada penurunan indeks.

Dalam mendukung ketahanan pangan, Dinas Pangan Berau memastikan setiap isu yang ditemukan di lapangan langsung dikoordinasikan dengan dinas terkait.

“Alih fungsi lahan menjadi salah satu faktor utama. Namun, koordinasi dengan OPD jadi prioritas agar permasalahan yang memengaruhi IKP bisa segera ditangani,” ujarnya.

Sebagai contoh, ketika ditemukan kampung yang kekurangan akses air bersih, seperti di Kampung Mapulu, pihaknya menggandeng Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) untuk membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

“Meski kegiatan pembangunan bukan ditangani langsung oleh kami, tapi peran kami adalah mendorong,” tambah Rakhmadi.

Koordinasi juga dilakukan untuk mengatasi persoalan stunting dan akses terhadap tenaga medis yang masih menjadi perhatian.

“Kami selalu bekerja sama untuk memastikan angka stunting dapat ditekan. Sementara untuk tenaga medis dan akses listrik, kami terus berkoordinasi dengan dinas terkait agar kondisi ini bisa diperbaiki,” jelasnya.

Dia menyatakan, Berau tetap berada dalam kategori sangat tahan pangan di tingkat nasional, meskipun ada penurunan skor. Hal ini merupakan hasil dari kerja keras semua pihak.

Rakhmadi menambahkan, ke depan pihaknya akan memastikan masyarakat memiliki akses yang lebih baik terhadap sumber daya dasar, seperti air bersih, listrik, dan pangan bergizi.

“Setidaknya kita harus menjaga agar IKP tidak turun lebih jauh, sambil terus memperbaiki,” pungkasnya. (*)