TANJUNG REDEB- Kreativitas usaha menjadi satu modal besar dalam menggalakan ekonomi keluarga. Apalagi di masa pandemi. Ditengah himpitan ekonomi,disamping mata pencaharian utama diperlukan juga usaha tambahan sebagai penunjang.

Kreativitas usaha itu tidak sekedar melihat pangsa pasar yang sudah ada. Bahkan hanya dengan melihat peluang sedikitnya pesaing. Hal itu yang mendorong niat  Suparli, warga RT 13 Kelurahan Tanjung Redeb untuk mengembangbiakan madu kelulut jenis Itama.

Padahal, ia mengaku hanya iseng pada awalnya. Namun keinginannya tersebut kini membuahkan hasil manis semanis madu kelulut hasil produksinya.

Padahal sejak awal ia tidak mengetahui pasti pasar dan prospek usaha ini di Berau. Namun Suparli nekat membeli 10 sarang koloni lebah madu kelulut di Kutai Timur. Tidak main-main, niat isengnya itu menguras koceknya sebesar  Rp 20 juta.

berbekal pengetahuan otodidak, mempelajari budidaya kelulut melalui berbagai sumber kini ia bisa tersenyum puas. Karena hasilnya diluar dugaan, dalam tempo enam bulan saat ini sudah berkembang jadi 12  sarang koloni lebah kelulut dengan satu kali panen bisa mencapai 8-9 liter madu murni.

“Sekarang masih mempelajari sistem cangkok, belum tahu tingkat keberhasilannya berapa persen tapi sekarang baru nyoba dua sarang,”ujarnya.Bahkan dengan melihat antusiasme pasar yang baik, Suparli meningkatkan level “keisengannya” tersebut.  Dalam waktu dekat Suparli akan kembali mendatangkan 10 sarang baru lagi dari Kutim.

WhatsApp Image 2021 10 10 at 18.14.12 1
Foto: Pembeli bisa langsung menikmati madu kelulut dari sarangnya

Soal khasiat madu lebah jenis ini memang tak perlu diragukan. Selain memiliki rasa yang unik dari hasil penelitian madu yang dihasilkan memiliki khasiat jauh mengungguli lebah biasa. Lebah kelulut/klanceng/ atau dalam bahasa ilmiahnya disebut “Trigona sp” hidup sebagai lebah sosial yang berkoloni sebagaimana lebah madu pada umumnya.Ia akan hinggap mencari nektar dari satu bunga ke bunga lainnya untuk memenuhi kebutuhan pakannya.

Perilaku ini secara tidak langsung membantu proses penyerbukan bunga pada tanaman. Sebagai penyerbuk utama, lebah madu merupakan serangga paling efektif dalam pemanfaatan nektar dan serbuk sari.

Lalu kata Suparli, aktivitas lebah madu, itama ini dapat memberikan nilai tambah terhadap budidaya tanaman dan mengoptimalkan sumber daya.

“Sangat menguntungkan, apalagi jika pemilik kebun buah menempatkan beberapa koloni lebah ini, selain membantu penyerbukan tentu nilai tambah finansial juga didapat,”bebernya.

Lebah lebah ini saat beraktivitas akan membawa dan mengumpulkan seluruh makanan yang ia dapatkan ke dalam sarang. Serangga ini biasanya bersarang pada pohon lapuk atau di ruas pohon bambu dan jenis pohon lain. beruntungnya lagi, Lebah jenis itama ini sudah lama dikenal masyarakat sebagai lebah madu tanpa sengat (stingless bee).

Hutan Kalimantan masih menyimpan potensi sangat besar untuk koloni ini. Namun belum banyak masyarakat yang tertarik atau bisa mengembangbiakan menjadi sumber penghasilan baru perkuat ekonomi keluarga.

Padahal jika ditekuni, hasilnya bisa semanis rasanya. “Bukan hanya berupa madu saja lebah ini menghasilkan propolis, dan bee bread. Nilai ekonomis dari ketiga produk ini terbilang cukup tinggi sehingga berpotensi menjadi sumber penghasilan alternatif bagi masyarakat yang membudidayakannya,”katanya.

Untuk perawatan juga sangat mudah bahkan nyaris tidak ada perawatan karena semua berjalan alami. Tetapi, bibit madu kelulut ini juga sangat sulit mencarinya karena berasal dari hutan.

Dirinya mengakui jika cukup banyak yang dijual dipasaran kolono madu jenis ini.  Tapi tidak bisa dipastikan itu bagus atau tidak. Karena kalau tidak ada ratu lebahnya maka tidak akan menghasilkan apa-apa.

“Sarang itu menjadi penting ketika ada ratunya, tapi kalau gak ada ratunya percuma,”sebutnya.

Sejauh ini, hasil panen madu kelulut miliknya masih dijual ke kalangan tertentu, terutama teman-teman pekerja. Dengan ukuran 250 ml, madu kelulutnya dihargai Rp 150 ribu. Karena masih menjadi ajang coba-coba  dan belum menjadi fokus utama menjadi pemasukan keluarga, madu ini hanya dipanen satu bulan sekali.

Menurutnya, untuk bisa meningkatkan produksi madu ataupun menjadikan penghasil utama harus selalu dijaga dan dipantau setiap hari. Karena sarang madu kelulut  yang hanya dari potongan kayu ini sangat mudah diangkut orang. Suparli mengaku sampai saat ini sudah puluhan orang masuk daftar tunggu untuk membeli madu kelulut ini. Apalagi dirinya menjadi satu-satunya yang membudidayakan madu jenis ini di Tanjung Redeb.

“Karena stok yang selalu habis dan panen baru sebulan sekali tak jarang 8 liter madu bisa ludes dalam sekejap,”tutupnya.(*)

Editor: RJ Palupi