KUKAR,- Perkembangan pembangunan desa di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menunjukkan peningkatan pesat. Dari tujuh desa yang sebelumnya tertinggal pada tahun 2021, kini semuanya telah berkembang menjadi desa berkembang.

“Sejak tahun 2022, tidak ada lagi desa tertinggal di Kukar,” ujar Arianto, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kukar.

Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil penilaian Indeksi Desa Membangun (IDM) yang disusun oleh Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Penilaian IDM mengklasifikasikan status desa ke dalam lima kategori: sangat tertinggal, tertinggal, berkembang, maju, dan mandiri.

Kabar baiknya, pada tahun 2022, sebanyak 46 desa di Kukar naik status menjadi desa mandiri. Pada tahun 2023, jumlah desa mandiri meningkat menjadi 76 dari total 193 desa di Kukar.

Peningkatan pembangunan desa di Kukar telah membawa status IDM Kabupaten Kukar melonjak dua tingkat hanya dalam satu tahun.

“Tahun lalu, statusnya masih berkembang, namun sekarang telah mencapai tingkat maju,” ungkap Arianto.

Keberhasilan ini jauh melampaui target yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Kukar dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026.

Meskipun targetnya adalah mencapai status IDM kabupaten berkembang dengan peningkatan sebesar 10 persen setiap tahunnya, namun pada kenyataannya terjadi peningkatan sebesar 29 persen per tahun.

Arianto menekankan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari terintegrasinya intervensi program pembangunan dari tingkat pusat hingga desa. Di era kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Kukar, Edi Damansyah dan Rendi Solihin, telah diluncurkan program Kukar Idaman.

Program-program ini mencakup berbagai bidang, mulai dari sosial, ekonomi, pendidikan, budaya, hingga kesehatan. Selain itu, berbagai proyek infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat juga telah berhasil terlaksana.

“Semua pencapaian ini berkat kerja cepat dan kerjasama yang erat dalam mendongkrak status desa di Kukar,” tutup Arianto (advdiskominfokukar)