TANJUNG REDEB – Berangkat ke tanah suci tak selalu harus dengan usaha besar. Hestiah, pelaku UMKM di Bumi Batiwakkal, membuktikan bahwa camilan rumahan bisa jadi jalan menuju Mekkah dan Madinah. Usaha bolu jadul dan puding kering yang ia racik sendiri dari dapur rumah membawanya pada kesempatan istimewa: menunaikan ibadah Umroh.
Produknya diberi nama Lasaku, dan dibuat secara handmade, tanpa tambahan pengawet atau pengembang. Warna-warni dari puding kering jadi daya tarik tersendiri, terutama bagi anak-anak.
“Warna-warni itulah yang juga menjadi daya tarik produk kue yang saya buat. Jadi anak-anak juga pasti tertarik dengan tampilannya. Dan tentu saja aman karena kuenya dibuat tanpa tambahan pengawet,” kata Hestiah.
Usaha ini ia mulai sejak 2017. Meski berawal dari pesanan keluarga dan teman, lambat laun produknya mulai dikenal dan bahkan masuk ke swalayan modern di Berau.
“Usaha saya masih seumur jagung, berjalan sejak 2017 lalu. Tapi Alhamdulillah sudah punya brand sendiri dan bisa dipajang di swalayan dan toko,” jelasnya.
Promosi pun dilakukan tanpa toko fisik. Ia aktif memanfaatkan Facebook, Instagram, dan WhatsApp untuk menjangkau pelanggan. Produk Lasaku juga bisa dibeli langsung di rumahnya di Jalan Murjani 2 Gang Rawa Indah Blok C Nomor 7.
“Biasanya untuk dibawa atau oleh-oleh itu pembeli langsung datang ke rumah. Saat ini omzet dari penjualan dua produk saya sekitar Rp5 – Rp7 juta setiap bulannya. Berkat dukungan dari keluarga, suami dan orangtua lah yang membuat usaha saya jadi makin berkembang seperti sekarang,” tutupnya.
Menurut Hestiah, kunci dari semua pencapaiannya adalah ketulusan niat. (Adv/Aya)