Foto: PMI Berau saat melakukan uji coba alat saring darah baru
TANJUNG REDEB,- Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Berau saat ini telah menggunakan teknologi canggih untuk melakukan test darah. Terlebih, alat yang sudah menjadi standar dalam kegiatan donor darah itu baru hanya tiga di Kaltim, yaitu di PMI Balikpapan, PMI Samarinda dan saat ini PMI Berau.
Keunggulan alat uji saring, Infeksi Menular Melalui Transfusi Darah (IMLTD) melalui metode Chemiluminescence Immunoassay (ChLIA) dinilai lebih akurat dari tes rapid yang sering digunakan.
“Jadi, kalau dulu kita jika test darah apakah ada penyakit menularnya menggunakan rapid test, sehingga jika ditemukan yang janggal harus di test lagi,” terang Agus Tantomo ketua PMI Berau.
Akurasi alat ini, disebutnya mendekati sempurna, sehingga darah hasil pendonor yang akan disalurkan bisa dipastikan yang benar-benar aman.
“Kita masyarakat Berau patut bersyukur dengan hadirnya alat ini, juga Ini sangat besar artinya bagi PMI, sekarang aman kalau donor darah, terima transfusi darah dari PMI itu aman,” jelasnya.
Apalagi, alat ini hanya ada 3 unit di Kaltim. Yakni Samarinda,Balikpapan dan Berau. ChLIA adalah alat uji saring darah donor di PMI yg berfungsi utk mengetahui Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) sebelum darah tsb ditransfusikan ke pasien yg membutuhkan.
IMLTD tersebut adalah Hepatitis B, Hepatitis C, Sifilis dan HIV AIDS, yg kesemuanya adalah penyakit yg dapat ditularkan melalui darah.
Metode ChLIA secara garis besar adalah metode uji saring darah full otomatis yg digunakan utk mendeteksi adanya antigen atau antibody spesifik yg dalam pengukurannya menggunakan intensitas cahaya dari sampel darah yg diperiksa. Jd tingkat keakuratan nya sangat tinggi.
Pengadaan alat ini juga sebagai bentuk upaya dan komitmen PMI Kabupaten Berau untuk terus memberikan ketersediaan darah yang berkualitas, aman dan terjangkau bagi lapisan masyarakat.
Juga memberikan rasa aman dan nyaman utk para pendonor, karena setelah mereka donor, darah nya langsung diperiksa uji saring terhadap penyakit2 IMLTD tersebut.
Terpisah, Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Berau, dr Yushelly menjelaskan bahwa alat tersebut sangat membantu PMI terutama UDD dalam menyediakan stok darah yang lebih aman dari penyakit menular.
Sebab, kemampuan mendeteksinya yang lebih canggih dari rapid test menjadikan penyaluran darah hasil pendonor lebih aman.
“Alat ini dipergunakan sebagai menyaring dari pemeriksaan darah yang kita lakukan,” tuturnya.
Dengan alat yang mampu melakukan tes dengan akurat karena sensitifitasnya yang tinggi menjadikan pasien bisa menerima donor darah yang aman dan berkualitas serta terjangkau.
“Dan standar tes darah untuk di Indonesia, memang saat ini sudah menggunakan metode ChLIA ini,” tandasnya.(*)