Foto : Mobil penyedot debu milik DLHK Berau yang dibeli tahun 2016 lalu seharga Rp 1,8 miliar mangkrak sejak 2018 lalu.

TANJUNG REDEB. Alat penunjang kebersihan bagi Dinas Lingkungan Hidup dan kebersihan (DLHK) Berau berupa mobil penyedot debu dengan harga miliaran mangkrak. Sebanyak 2 unit alat tersebut kini hanya jadi penghuni gudang dan halaman di kantor kebersihan.

DLHK Berau sempat memiliki 2 unit mobil vacum. pada tahun 2016, unit dibeli seharga Rp 1,8 miliar. Kemudian pada 2017 kembali membeli 1 unit dengan harga Rp 2 miliar.

Untuk unit pertama, sudah stop dioperasikan sejak 2018 lalu karena mengalami kerusakan pada salah satu komponennya. Untuk unit kedua juga mengalami kerusakan, kebocoran pada oli hidrolik kawat penyapu jalan, namun masih sempat dipaksa beroperasi hingga September lalu.

Menurut Kabid kebersihan dlhk, Anwar,unit pertama mengalami kerusakan cukup parah dan memerlukan biaya perbaikan mencapai Rp 50 juta.

“Kalau unit yang besar yang harga Rp 2 miliaran itu masih sering digunakan walau bocor. Terakhir dipakai bulan September kemarin setelah itu kita istirahatkan karena menunggu alatnya datang,”ungkapnya, Kamis (14/10/2021) kemarin

Untuk unit pertama, dari total estimasi Rp 50 juta biaya perbaikan itu menurutnya termasuk mendatangkan mekanik dari Surabaya, Jawa Timur. Karena kerusakan bukan pada mesin, namun alat elektroniknya.

“Kan pengoprasiannya elektronik itu, bukan manual,”bebernya.

Anwar juga menerangkan, selain mengalami kerusakan pada hidrolik, unit 2 ini juga memakan biaya operasional yang cukup besar.

“Kalau dioperasikan 1 jam membutuhkan 20 liter bahan bakar jenis solar,” jelasnya.

Sementara diterangkan, biaya BBM yang dianggarkan untuk semua kendaraan  penunjang kegiatan kebersihan.

“Jadi kami hanya gunakan saat benar benar mendesak saja, kalau masih tidak mendesak kami memaksimalkan SDM yang ada aja,”katanya.

Penyedot debu 1

Bukan hanya persoalan kendaraan penyapu jalan yang mangkrak, namun persoalan lain yang dihadapi oleh Dinas Kebersihan yakni dozer yang ditempatkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bujangga juga rusak dan tak lagi bisa digunakan. Untuk perbaikan sendiri memerlukan anggaran mencapai Rp 250 juta.

Kerusakan pada Dozer di TPA Bujangga itu sudah berlangsung sejak September kemarin. Untuk menunjang kinerja di TPA digantikan dua unit eskavator yakni PC 200 dan PC 100 untuk menangani sampah.

“Kita ada anggaran 250 juta, tapi kalau anggaran kita dipakai untuk memperbaiki dozer tersebut. Maka armada kita yang dump truck tidak akan terurus,” jelasnya.

Saat ini Bidang Kebersihan DLHK Berau hanya memiliki 29 unit dump truck, 5 unit kendaraan roda tiga, 2 eskavator, serta 1 unit Loader. Dari 29 Dump truck tersebut, hanya 4 unit yang masih tergolong baru karena dilakukan pengadaannya pada tahun 2019 lalu. Sedangkan 25 unit lainnya sudah beroperasi sejak 2010 lalu.(*)

Editor: RJ Palupi