Foto: Minyak goreng di pasar Sanggam Adji Dilayas mengalami kenaikan beberapa waktu terakhir

TANJUNG REDEB, -Stok minyak goreng di gudang Perum Badan urusan Logistik (Bulog) Berau kosong. Bahkan kekosongan ini sudah terjadi sejak Juli 2021 lalu. Padahal, harga minyak dipasaran saat ini diakui masih melonjak tinggi. Kepala Perum Bulog Berau, Apriansyah mengatakan pihaknya sudah menyampaikan perihal tersebut ke pusat.

Meskipun stok Bulog kosong, namun hingga kini Berau tidak mengalami kelangkaan. Bahkan stok di pasaran berdasarkan stok dari distributor masih mencukupi kebutuhan masyarakat.
Walaupun menutup Apri gudang mereka kosong, kondisi saat ini, masih jauh dari kata kelangkaan minyak goreng di wilayah Berau.

“Memang stok kami kosong, tapi tidak termasuk dikatakan langka ya, masih ada beberapa stok di pasaran, hanya harganya cenderung mahal,” bebernya, Senin (8/11/2021).

Menurutnya, penyebab utama kekosongan lantaran stok minyak goreng saat ini di Perum Bulog tidak banyak dan produksi masih terkendala bahan baku. Selain itu informasinya bahan baku cenderung tinggi.

Seperti umumnya hukum pasar, dikhawatirkan jika mengalami kekurangan stok dapat menimbulkan lonjakan harga. Seperti kasus harga Gula yang pernah melonjak di tahun lalu, tepat saat masa pandemi.

Untuk sementara, koordinasi pihaknya dengan Dinas terkait, jika harga tidak kunjung turun, pihaknya akan melakukan operasi pasar. Ia berharap, stok minyak goreng di Perum Bulog Berau dapat terpenuhi.

“Kami yang tupoksinya sebagai penstabil harga, berupaya untuk menekan harga yang tinggi,” tutupnya.

Sementara, jika mengacu data Dinas Koperasi, perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau, tercatat harga eceran tertinggi atau HET Minyak Goreng Berau, yakni hanya sebesar Rp 18 ribu per liter.

Tetapi sesuai harga terbaru, per 7 November 2021 kisaran harga masih berada di angka Rp 30-40 ribu di pasaran. Kepala Diskoperindag Berau, Salim memastikan stok yang tersedia akan cukup menyanggah Kabupaten Berau.

“Memang ada kenaikan tapi Insya Allah stok yang ada masih aman,”pungkasnya (*)

Editor: RJ palupi