KUKAR,- Penekanan kemiskinan ekstrem menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar). Butuh intervensi program melibatkan banyak sektor di pertanian, perikanan, pendidikan, perumahan hingga sosial. Melibatkan pemerintah, swasta hingga pemangku kepentingan lainnya.

Langkah ini penting dijalankan mengingat, jumlah penduduk miskin ekstreen di Kukar mencapai 1,45 persen atau berjumlah 11.479 jiwa.

Data per Januari 2023 ini bersumber dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

“Data dari pemerintah pusat angka kemiskinan ekstrem di Kukar ada 11 ribu, setelah kita verifikasi dan validasi di lapangan sekitar 5 hingga 6 ribu jiwa secara detailnya,” ungkap Kepala Dinas Sosial Kukar, Hamly baru-baru ini.

Hamly sependapat, penanganan kemiskinan eksteem di Kukar bukan hanya tugas dari Dinas Sosial saja. Melainkan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus juga berbagi tugas dan program menekan kemiskinan.

Sebagai contoh, di sektor perikanan, lewat pemberian bantuan subsidi kepada nelayan dan pembudidaya. Program Dedikasi Kukar Idaman ini sudah dijalankan beberapa tahun terakhir. Ditergetkan hingga 2024 mendatang ada 25 ribu nelayan dan pembudiaya produktif mendapat bantuan alat tangkap dan benih.

Di sektor pertanian juga telah digalakkan program penyuluhan, bantuan benih, pupuk, alat pertanian sampai infrastruktur kepada ribuan petani.

Di Dinas Sosial Kukar sendiri ungkap Helmi, pihaknya terus menyalurkan bantuan sembako. Bantuan ini disalurkan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Sesuai dengan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).

Kriteria warga yang dianggap masuk kemiskinan ekstrem di antaranya lanjut usia (Lansia), tinggal sendirian, tidak bekerja, memiliki penyakit kronis/menahun, tidak bekerja, difabel atau disabilitas, rumah tidak layak huni, hingga tidak memiliki fasilitas air bersih dan sanitasi yang memadai.

Dalam setahun, lanjut Helmi menjelaskan, Dinas Sosial Kukar mengalokasikan Rp 3 miliar untuk bantuan sembako ini. Bantuan itu diberikan kepada sekitar seribu jiwa.

“Bantuan yang disalurkan setiap triwulan sekali atau 4 kali dalam setahun. Ini adalah upaya kami angka kemiskinan ekstrem. Yang juga dilakukan dengan membentuk Rumah Besar Penanggulangan Kemiskinan (RBPK),” pungkasnya. (*adv/diskominfo)