Bupati Berau Sri Juniarsih melakukan peninjauan lapangan ke agen distributor gas 3 kilogram, di salah satu perusahaan milik PT Anugerah Semoga Jaya.

TANJUNG REDEB – Sengkarut masalah tinggi alias mahalnya harga gas elpiji 3 kilogram di wilayah Kabupaten Berau, Bupati Sri Juniarsih mengeluarkan ultimatum kepada perusahaan/agen dan pangkalan gas “melon” di “Bumi Batiwakkal”.

Kelangkaan dan mahlanya gas 3 kg memang mencuri perhatian pemerintah, karena itu unsur Forkopimda melangsungkan sidak ke salah satu agen penyalur gas elpiji bagi 52 pangkalan di Berau.

Dalam kegiatan tersebut, pemerintah menyoroti proses produksi hingga distribusi gas melon yang diduga menjadi akar masalah meningkatnya harga di beberapa kios pengecer tabung gas.

6 LAKUKAN SIDAK LPG 3

Bupati Berau Sri Juniarsih, menyatakan dalam laporan pengelola stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG), distribusi dianggap masih sangat lancar. Bahkan, per hari ini (Jumat, 5 Januari) akan kembali didistribusikan ribuan tabung gas ke pangkalan resmi mitra agen.

“Mulai produksi sampai distribusi, laporannya aman. Cuma, kita tidak bisa memang tutup mata dengan realitas di masyarakat,” katanya, Jumat (5/1/2024)

Orang nomor 1 di Berau ini menyadari, kenaikan harga di tengah masyarakat, terjadi lantaran ulah para penyalur yang tidak tertib dalam menilai kriteria penerima tabung gas subsidi tersebut.

Catatan tersebut, disampaikan yang berlaku untuk enam agen penyalur di Berau dan unsur pemerintah yang mesti seragam dalam penentuan jumlah penerima gas subsidi.

Menurutnya, penyaluran subsidi yang tidak tepat sasaran menjadi salah satu faktor penyebab kelangkaan dan kenaikan harga tabung terjadi di tengah masyarakat.

“Ini yang jadi catatan. Kami mau, penerima subsidi itu adalah masyarakat yang sesuai dengan kategori yang disasar pemerintah,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Operasional PT Anugerah Semoga Jaya Adrian Bustani, menyatakan sejauh ini tidak menemukan masalah berarti dalam proses distribusi gas “melon” dari agen ke 52 pangkalan resmi mitra perusahaan gas miliknya.

“Tidak ada masalah dalam proses distribusi. Terhitung lancar saja,” jelas Adrian.

Disinggung adanya indikasi kecurangan yang kemungkinan besar dilakukan ‘Pangkalan Nakal’, ditegaskan, pihaknya selalu melakukan kontrol dalam setiap kali melakukan transaksi dengan pihak pengelola pangkalan.

Dia memastikan, telah memberikan peringatan pemberhentian kemitraan bila pangkalan mendistribusikan gas 3 kg tidak ke pihak penerima yang seharusnya.

“Sudah kami beri peringatan, masuk dalam komitmen kerja sama,” terangnya.

Adrian menerangkan, pihaknya mendistribusikan sebanyak 50 ribu tabung per bulan. Diberikan ke 52 pangkalan mitra PT Anugerah Semoga Jaya.

Setiap pangkalan diperbolehkan untuk menjual ke kios pengecer sebanyak 20 persen dari total jatah tabung.

“Itu diperbolehkan, tapi gak boleh lebih dari itu,” teangnya.

Pihaknya memperkirakan, kenaikan harga tabung gas “melon” itu terjadi saat libur Nataru lalu. Hal itu terjadi lantaran permintaan yang tinggi. Kondisi tidak normal tersebut kerap terulang setiap perayaan hari besar.

Dia hanya dapat berpesan kepada setiap mitranya, agar berlaku adil dalam berbisnis, supaya subsidi yang diberikan pemerintah dapat bernilai manfaat bagi masyarakat.

“Fenomenanya selalu sama. Jadi, ada yang mencari kesempatan dalam kesempitan,” seloroh bos PT Anugerah Semoga Jaya itu. (*)

Reporter : Sulaiman

Editor : s4h