Foto: Wakil Bupati Berau Gamalis
TANJUNG REDEB,- Sebagai penopang pembangunan daerah, investasi yang masuk ke Berau harus didukung. Dengan catatan selama memberikan dampak positif dan tidak merugikan daerah maupun masyarakat. Hal itu juga untuk menjaga iklim investasi dan roda pembangunan tetap stabil.
Wakil Bupati Berau, Gamalis mengatakan, Berau terbuka terhadap investor yang berniat berinvestasi di Berau. Misalnya saja, investasi perusahaan pabrik kelapa sawit (PKS) di Kecamatan Segah. Apalagi saat ini investasi itu sangat dibutuhkan bagi masyarakat Berau, khususnya petani sawit.
Terlebih dengan banyak perusahaan kelapa sawit yang saat ini berdiri, tengah menerapkan pembatasan pembelian kepada para petani sawit.
“Terkadang, investasi seperti ini yang dibutuhkan untuk jadi solusi dalam menyerap hasil panen TBS masyarakat petani, yang saat ini terjadi pembatasan, akibat belum normalnya harga sawit,” jelasnya.
Oleh karena itu, dengan niat investor yang ada jangan sampai dihalangi tindakan sekelompok orang, mempersulit keberadaan investasi di Berau hingga membuat investor kabur. Sementara, setiap tahapan perizinan yang dilakukan sudah sesuai dengan koridor hukum yang ada.
“Jangan sampai tindakan segelintir orang ini membuat investor atau pengusaha yang ingin mendirikan pabrik kelapa sawit, menjadi kapok, sehingga menarik diri ke daerah lain,” ujarnya.
Menurut Gamalis, jika hanya sekedar mencari keuntungan, bisa saja investor menanam investasi di daerah lain, seperti Kutim, Bontang dan daerah sekitar lainnya.
Alangkah baiknya kata Gamalis, ego yang ada untuk sementara dihilangkan, agar investasi bisa masuk ke Berau, dan jangan di halang-halangi.
Juga disampaikan kepada pemerintahan kampung hendaknya tidak memanfaatkan situasi atau mengambil momentum dengan melakukan “pemerasan”.
Apalagi dirinya juga sempat mendengar ada beberapa oknum kampung yang mencoba mempersulit bahkan terkesan “memeras” investor yang masuk di wilayah Segah.
Untuk mengantisipasi hal itu, Pemkab Berau kata dia, akan memanggil setiap kepala kampung maupun BPK, agar tidak melakukan tindakan yang menyulitkan investasi.
“Kami akan panggil petinggi kampung di sana, kita harus tahu kenapa ada warganya berani seperti itu. Yang jelas harus ada pertemuan itu dulu. Kami ingin semua kondusif, agar para investor tidak trauma berinvestasi di Berau,” pungkasnya. (*)