TANJUNG REDEB – Gagal melenggang ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Berau, suara Andi Amir, ditindis teman separtainya Subroto, dengan perolehan suara 2.790 suara. Selisih 132 suara.

DPD II Partai Golongan Karya (Golkar) Berau mampu mempertahankan raihan suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang mencapai 19.377 suara. Naik 31 suara dari raihan suara pada Pemilu 2019 lalu, sebanyak 19.346 suara.

Atas raihan itu, Golkar Berau mendapatkan posisi runner up atas perolehan suara pada pemilu tahun ini. Berhak atas kursi Wakil Ketua I di kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau. Berada satu tingkat di bawah Partai NasDem dengan jumlah 26.031 suara.

Kendati alami kenaikan, justru raihan kursi Golkar Berau mengalami penurunan. Bila sebelumnya Golkar mampu merebut 6 kursi, kini hanya mampu mengamankan 4 kursi saja. Tren penurunan raihan kursi juga terjadi oleh partai NasDem yang turun jadi 5 kursi dari 6 pada pemilu sebelumnya.

Saat dikonfirmasi, Ketua DPD Golkar Berau Andi Amir Hamsyah, mensyukuri hasil suara yang diraih para kader terbaik partai. Meskipun secara pribadi, dirinya tidak mampu mempertahankan diri sebagai anggota DPRD Berau terpilih periode 2024/2029.

“Alhamdulillah. Meski saya tidak naik lagi, tapi justru kami terbukti mampu menjaga basis Golkar di Berau,” kata Andi Amir, saat dihubungi awak berauterkini.co.id, Rabu (13/3/2024).

Sebagai politisi senior di partai berlambang beringin, Andi Amir, menyebut dinamika politik di Berau “luar biasa”. Sebab, semakin banyak partai gurem yang kini mendapatkan kursi dewan dalam kontestasi tahun ini.

Dia menyebut, ada Partai Perindo dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Bahkan, terjadi penambahan jumlah kursi untuk beberapa partai yang sudah mendudukkan kadernya pada pileg lalu, seperti Partai Gerindra.

“Kondisinya memang luar biasa pada pemilu tahun ini,” ucapnya.

Tentang kegagalannya untuk kembali melenggang ke Kantor Gatot Subroto alias Gatsu (sebutan lain kantor DPRD Berau), Andi Amir tidak mengambil pusing. Sebab, sebagai kader dia memahami kondisi politik yang saat ini semakin dinamis.

Disebutkan, raihan suara yang didapatkan di tahun ini jumlahnya dua kali lipat pada pemilu sebelumnya. Tahun ini dia meraih, 2.568 suara. Berada di bawah suara petahana dan rekan separtainya, Subroto dengan jumlah 2.790 suara. Selisih 132 suara.

Kendati demikian, tetap mengaku bersyukur atas raihan suara Golkar di Berau. Sebab, dirinya tidak terpilih kembali banyak lompatan raihan suara Golkar yang diraih pada pemilu tahun ini, termasuk dirinya yang dipilih oleh 2 ribu lebih warga pesisir.

“Apa boleh buat, memang aturannya demikian. Kita pasrah saja. Lapang dada dan memang sudah garis ketentuan sudah begitu,” ujarnya.

Atas perolehan suara itu pula, Andi Amir menyebut dirinya otomatis tidak bisa mengambil “jatah” kursi Wakil Ketua DPRD Berau, lantaran terdapat kader Golkar lain yang mampu menyaingi nilai suaranya.

Padahal, dalam aturan internal partai besutan Presiden ke 2 RI Soeharto tersebut, bila dia menang bisa masuk dalam jejeran kursi unsur pimpinan DPRD Berau.

“Nanti kita lihat siapa yang lolos kualifikasi sebagai kader yang bisa jadi wakil ketua,” ujarnya.

Dijelaskan secara penilaian internal Golkar, kader dengan jabatan tertinggi di partai dengan presentasi penilaian mencapai 50 persen ditambah dengan loyalitas dan kiprah selama berada di dalam partai beringin.

“Itu jadi ketentuan semua. Itu juga yang jadi pertimbangan pengurus pusat,” jelas Andi Amir. (*)

Reporter : Sulaiman

Editor : s4h