TANJUNG REDEB – Angka partisipasi warga Berau dalam menentukan pemimpin daerah pada Pilkada 2024 lalu menurun. Tak sebesar kala pemilihan digelar pada Pilkada 2019, periode sebelumnya.
Fakta itu tersaji dalam focus group discussion (FGD) penyusunan draft evaluasi penyelenggaraan Pilkada Berau 2024 yang digelar oleh KPU Berau, di Balroom Tokyo, Hotel Bumi Segah, pada Senin (24/2/2025) kemarin.
Bila pada Pilkada 2019, dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Berau mencapai 150.459 pemilih, yang menggunakan hak suaranya mencapai 68 persen.
Sementara, pada Pilkada 2024 lalu, dengan jumlah DPT mencapai 198.247, angka partisipasi warga untuk memilih justru menurun ke angka 66 persen.
Ketua KPU Berau, Budi Harianto, mengatakan angka tersebut meleset dari target yang ditetapkan oleh KPU pada angka 70 sampai 80 persen dari jumlah DPT.
“Turun tapi tidak signifikan ya, 2 persen saja,” kata Budi-sapaan dia.
Bila dibelah per kecamatan, nihil dari 13 kecamatan yang angka partisipasi atau penggunaan hak suaranya di atas 80 persen.
Tercatat, kecamatan dengan angka partisipasi terendah di Kecamatan Segah, hanya 57 persen. Sementara tertinggi di Kecamatan Talisayan, sebesar 72 persen.
“Itu hasil dari rekap yang telah dilakukan oleh KPU,” kata dia.
Tentu hal tersebut menjadi catatan di KPU Berau. Melihat masih minimnya antusias warga yang mau menggunakan hak suaranya, pada hari libur pemilihan.
Ia mengungkapkan, secara nasional pun terjadi penurunan angka partisipasi. Mayoritas daerah yang melaksanakan pilkada serentak 2024 lalu, juga tak memenuhi target.
Hal tersebut terjadi diakibatkan oleh gelaran Pilkada dan Pemilihan Umum (Pemilu) dilaksanakan dalam jangka waktu yang relatif singkat.
“Secara nasional fenomenanya begitu, turun partisipasi dalam pemilihan,” kata dia.
Padahal ia mengklaim telah maksimal melakukan sosialisasi. Tak hanya KPU melalui PPK dan PPS saja, namun pemerintah juga aktif berkeliling kampung untuk melakukan program tersebut.
Belum lagi keaktifan KPU Berau dari penggunaan sarana sosial media, hingga kerjasama dengan stasiun TV nasional. Yang diklaim jaringannya menjangkau 100 kampung dan 10 kelurahan di Berau.
Tak hanya itu, dua pasang paslon pada pilkada Berau pun aktif membuat konten di sosial media. Sebagai bentuk untuk meningkatkan pemilih.
“Sosialisasi sudah maksimal, Bawaslu juga sosialisasikan Pilkada,” kata dia.
Hanya saja, sejatinya semua keputusan dan kemauan terdapat pada masing-masing pemilih. Bila dianggap penting untuk membawa Berau semakin baik, harusnya sadar dan datang ke TPS untuk memberikan hak suaranya.
“Semua kembali ke masyarakat,” ungkapnya.
Ke depan, dari agenda tersebut pihaknya akan menyusun hasil evaluasi penyelenggaraan pilkada. Dapat dijadikan pedoman untuk menyelenggarakan pilkada yang Luber Jurdil atau langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
“Semoga ke depan lebih baik,” harapnya. (*)