KUTAI TIMUR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) dianggap belum memaksimalkan potensi lautnya untuk kepentingan masyarakat, terutama di wilayah pesisir. Anggota DPRD Kutim dr Novel Tyty Paembonan, menyoroti bahwa Kabupaten Kutim memiliki potensi luar biasa seperti pantai, hutan mangrove, keindahan laut, dan hasil tangkapan laut yang belum dimaksimalkan oleh daerah, terlebih dengan statusnya sebagai daerah pengapit Ibukota Negara (IKN).
Novel mengungkapkan bahwa, meskipun IKN akan segera dipindahkan ke Kalimantan Timur, pemerintah daerah belum secara aktif terlibat dalam budidaya jenis-jenis hewan laut untuk mendukung keberlanjutan IKN. Sebagai perbandingan, daerah sebelah, Bontang, telah memulai budidaya ikan kerapu dan berbagai jenis ikan.
“Kita belum bergerak sama sekali,” ujar Novel kepada awak media pada Selasa (24/10/2023), usai mengevaluasi ketidakmaksimalan pemanfaatan potensi laut yang ada di Kutim.
Anggota DPRD Kutim tersebut mendorong pemerintah daerah untuk mempersiapkan diri menyambut IKN dengan menyediakan sumber pangan melalui sektor pertanian, mendukung sektor laut untuk pemenuhan kebutuhan protein ikan, dan mengembangkan sektor pariwisata pesisir.
Novel menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerjasama antara pemerintah dan DPRD Kutim. Program-program kerja yang berorientasi pada masyarakat dan kelangsungan pembangunan Kutim di masa depan harus dirancang dan diimplementasikan melalui kerjasama yang solid.
Sebagai daerah yang akan menyongsong langsung Ibukota Indonesia di masa depan, Kutai Timur harus mempersiapkan diri sejak dini agar tidak tertinggal oleh daerah-daerah lain.
“Intinya kerja sama semua pihak, wacanakan program yang menyentuh langsung masyarakat, sebab masih banyak daerah-daerah kita yang tertinggal kemajuannya,” tambah Novel, menekankan pentingnya kolaborasi antarpihak untuk mencapai visi pembangunan Kutim yang lebih baik.