TANJUNG REDEB – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Berau, bersama Konselor Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) setempat memberi pendampingan trauma healing kepada anak-anak korban kebakaran di Kampung Pegat Bukur.

Ini sebagai upaya respon cepat Tim Puspaga untuk memulihkan trauma pada korban yang terdampak peristiwa kebakaran, terutama bagi anak-anak yang masih sekolah.

Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak, Mulyati Syafariah, mengatakan pendampingan yang diberikan tim Puspaga terhadap anak dibagi menjadi tiga kategori, yakni Paud dan TK, SD serta SMP.

5G PUSPAGA BERAU 2

Kegiatan tersebut berlangsung selama  3 hari, yaitu sejak Selasa 27 Februari 2024 hingga berakhir Kamis 29 Februari 2024. Tim langsung ke lokasi kejadian.

“Upaya kita untuk mendukung anak-anak kita berikan bingkisan, mengajak beraktivitas seperti bernyanyi dan mewarnai. Itu untuk Paud, TK dan SD. Kita berikan hiburan,” ujar Mulyati Syafariah, kepada berauterkini.co.id, Senin (4/3/2024).

Sedangkan untuk siswa SMP, diberi sosialisasi sembari diselingi pendampingan trauma healing. Sosialisasi yang diberikan berupa materi tentang cerdas bersosialisasi dalam media sosial dan pengertian bullying.

“Anak-anak yang SMP, kita berikan mereka materi sembari kita selingi, karena berbeda dengan SD dan TK. Mereka ini sudah bisa mengerti dan lebih mudah memahami,” tuturnya.

Dijelaskan, anak-anak yang mengikuti kegiatan trauma healing ini bukan hanya yang terdampak saja, tetapi juga anak-anak yang ada di sekolah tersebut.

Hal ini dilakukan agar mereka yang terdampak tidak merasa sendiri. Jumlah murid Paud dan TK yang hadir sebanyak 73 orang, SD 42 orang dan SMP 43 orang.

“Kami merasa berkewajiban untuk memberi support, bagaimana mengembalikan semangat mereka dari trauma pasca mengalami musibah kebakaran. Dengan kebersamaan, Insyaallah kita bisa mendukung mereka,” tuturnya.

Mulyati berharap, upaya yang dilakukan bisa menghilangkan trauma pada anak-anak yang terdampak, walaupun sejauh ini memang belum ada ditemukan trauma mendalam pada mereka.

“Kita ingin semangat mereka bangkit lagi. Tapi kalau ditanya yah, jawabnya takut aja kalau liat asap, paling begitu. Belum ada yang sampai bener-bener serius,” ungkap Syafariah. (*)

Reporter : Dini Diva Aprilia

Editor : s4h