TANJUNG REDEB,- Anggota Komisi II DPRD Berau, Elita Herlina meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau lebih berinovasi dalam menumbuhkan minat baca masyarakat.

Ia menilai, menumbuhkan rasa ingin membaca, khususnya para remaja sangat penting. Terlebih, dapat memberikan literasi yang baik sehingga menelurkan kualitas dan pengetahuan bagi generasi muda yang mumpuni.

“Dari membaca banyak literasi yang didapat oleh pemuda itu. Selain menambah wawasan dan pengetahuan, juga memberikan referensi agar remaja lebih inovatif dalam bekerja nantinya,” katanya, Rabu (22/11).

Untuk itu, ia mendorong pemerintah, khususnya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, agar mengonsep ulang perpustakaan guna menarik perhatian masyarakat.

“Kita bisa contoh daerah lain yang sudah berhasil meningkatkan minat baca. Seperti memadukan perpustakaan dengan ruang terbuka hijau. Ini sangat bagus,” tuturnya.

Elita berharap, para remaja bisa melek akan pentingnya referensi dari literasi. Namun, tetap dibarengi pemenuhan fasilitas oleh pemerintah agar para pembaca nantinya tidak mudah bosan dan merasa nyaman ke depannya.

“Makanya peningkatan fasilitas itu perlu, supaya mereka yang sedang membaca tidak bosan. Saya dukung sekali OPD untuk berinovasi,” tandasnya.

Sementara itu, strategi Peningkatan Literasi melalui Perpustakaan Aktif, Kreatif dan Edukatif (Sipena Pakem), terus digalakkan Dispusip Berau. Hal ini dilakukan untuk terus meningkatkan minat baca dan kunjungan masyarakat Bumi Batiwakkal ke Perpustakaan Umum, yang berada di Jalan Pangeran Diguna, Tanjung Redeb.

Sipena Pakem muncul dari gagasan seorang mantan Camat Tanjung Redeb, Yudha Budisantosa yang resah dengan semakin minimnya pembaca yang datang ke perpustakaan tempat ia mengabdikan diri sebagai aparatur sipil negara (ASN) saat ini.

Tujuan adanya Sipena Pakem untuk meningkatkan kegemaran membaca dan literasi masyarakat. Bagaimana untuk mencapai itu, perpustakaan harus banyak dikunjungi, banyak diakses dan dimanfaatkan.

Memang tidak bisa dimungkiri, saat ini, perpustakaan hanya dipandang sebagai wadah tumpukan buku. Dari zaman kuda makan tembaga hingga saat ini, tidak ada perubahan.

“Kami juga ingin mengedukasi, bahwa perpustakaan saat ini juga menjadi wadah, yang mengedukasi masyarakat dan pelajar. Masyarakat kembali hadir, dan mau memanfaatkan perpustakaan ini,” ucapnya saat berbincang dengan Berau Post.

Sudah banyak kegiatan yang dilakukan, yakni, mengadakan pelatihan dan lomba, satunya pelatihan komputer, bimtek pengelolaan perpustakaan.

Ia menjelaskan, perpustakaan memiliki rekanan yakni perpustakaan sekolah dan kampung. Itu yang akan dibina, nanti masyarakat yang ada di pedesaan juga, akan memanfaatkan perpustakaan tersebut. (adv)

Reporter: Hendra