TANJUNG REDEB – Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Kabupaten Berau, Lita Handini, mengakui hingga saat ini minat masyarakat menjadi petani lada semakin menurun dan tidak sedikit petani beralih komoditas, yakni mulai menanam sawit karena dinilai lebih menjanjikan.

“Luas lahan petani lada ini memang semakin hari semakin menurun, karena harga jual yang kurang bagus,” terang Lita, kepada berauterkini.co.id, Selasa (30/1/2023)

Nilai jual yang tidak kunjung kembali ke harga normal menjadi faktor utama masyarakat tidak segan untuk berpaling ke komoditas yang dianggap lebih menjanjikan.

31B LAHAN PETANI 1

“Sekarang harga jual lada cuman 50 rupiah sampai 90 rupiah per kilogram. Sementara, dulu harganya bisa sampai 150 rupiah per kilo. Jadi, memang harganya turun naik,” rinci Kadisbun.

Selain harga yang tidak kunjung kembali normal, serangan penyakit lada yang sulit untuk ditangani menjadi alasan petani  enggan menanam lada.

“Belum lagi serangan penyakitnya, mamanya penyakit busuk pangkal batang. Kalau sudah terkena itu, susah menanggulanginya,” uajarnya.

Dijelaskan, jika terkena penyakit tersebut tanaman lada rentan untuk mati. Karena jika sudah terkena satu, biasanya akan menyebar ke tanaman lainnya.

Sehingga apabila terkena, cara penanganannya, tanaman yang terkena penyakit tersebut harus di cabut hingga akarnya. Kemudian lubangnya di bakar dan di tutup kembali menggunakan tanah baru.

Kebersihan lahan pertanian juga menjadi salah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman lada.

“Merawatnya ini memang rentan dan harus intens dan apabila ada gejala harus langsung segera di tangani,” jelasnya.

Namun, Disbun Berau masih terus memberikan bantuan berupa bibit, pupuk dan obat-obatan untuk tanaman mereka.

Hal ini sebagai bentuk dukungan dan motivasi bagi para petani, walaupun memang tinggal beberapa saja yang masih bertahan.

Jika petani mengalami kendala seperti tanaman yang terkena hama, mereka bisa menghubungi Disbun Berau melalui aplikasi ‘Si Lindung Tambun’ yang bisa diakses melalui WhatsApp.

“Mereka bisa menghubungi kami dari aplikasi tersebut yang bisa diakses melalui WhatsApp. Nanti admin kita akan menanggapi dan memberi edukasi serta solusi dari permasalahan tersebut,” terangnya.

Apabila melalui pesan WhatsApp tidak mendapat respon, bisa langsung mendatangi kantor Disbun Berau yang berada di Jalan Dr Murjani I No 82, Kelurahan Karang Ambun, Kecamatan Tanjung Redeb, Kabupaten Berau.

Saat ini, luas keseluruhan lahan pertanian lada di “Bumi Batiwakkal” 2.272 hektar yang tersebar di 13 kecamatan di Berau.

“Yang paling banyak ada di daerah Gunung Tabur, Sambaliung, Biatan, dan Tabalar,” papar Lita.(*)

Reporter : Dini Diva Aprilia

Editor : s4h