Foto: Dokumentasi bersama pegiat wisata di Pulau Maratua. 

TANJUNG REDEB – Kolaborasi lintas organisasi perangkat daerah (OPD) hingga organisasi pariwisata, menjadi kekuatan kota wisata yang mengalami perkembangan pesat dewasa ini di Indonesia. Bahkan praktek itu menjadi jurus ampuh dalam meningkatkan pendapatan daerah dari sektor wisata.

Belum lama ini, Pemkab Berau bersama OPD dan organisasi non pemerintahan, melakukan penandatanganan nota kesepahaman alias MoU dalam menjamin keberlanjutan pembangunan sektor wisata di Bumi Batiwakkal.

Penandatanganan itu, dilangsungkan di Ballroom Tokyo, Hotel Bumi Segah. Dihadiri langsung oleh Sekda Berau Muhammad Said. Ditemani unsur forkopimda dan organisasi wisata nasional.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau Ilyas Natsir, melalui Kabid Pengembangan Wisata Samsiah Nawir, menyatakan bila proses ini merupakan momentum yang sangat dinantikan sejak dua tahun belakangan ini. Dengan menyadur pengalaman yang dijalankan pada sistem birokrasi di kota wisata di Pulau Jawa.

“Piagam kesepakatan ini ditandatangani hampir 70 peserta baik dari Forkopimda, OPD maupun stakeholder Pariwisata,” kata Samsiah dalam keterangan tertulisnya yang dikirim kepada Berau Terkini, Rabu (1/11/2023).

Contoh komitmen bersama pembangunan wisata itu, dikatakan dia, telah berjalan saat ini. Seperti revitalisasi Kamar Bola alias Ballroom di Teluk Bayur. Dimana, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau melakukan proyek tersebut atas pengajuan Disbudpar Berau.

Di samping itu, Disbudpar Berau juga melakukan peningkatan kesdaran masyarakat di teluk Bayur akan pentingnya objek wisata di Teluk Bayur. Dalam giat itu, Disbudpar menggandeng seluruh organisasi wisata. Termasuk pihak perusahaan yang operasi di Berau.

“Kerja keroyokan ini juga mulai dilakukan untuk mengembangkan even-even. Baik skala kecil maupun skala besar,” terang dia.

Bila gerak kolaborasi itu berkelanjutan dan berkembang sesuai harapan, ditambah dengan penurunan ego setiap stakeholder untuk menyadari pentingnya pariwisata di Berau.

Ia meyakini, Berau tak menunggu waktu lama untuk bisa mendapatkan jati diri pendapatan daerah dari sektor wisata. Sebab, Berau masih menyisakan ratusan destinasi wisata yang masih akan dikembangkan.

“Sinergitas dan komitmen bersama Pemerintah, Swasta, Komunitas, akademisi dan Media adalah kunci keberhasilan Pariwisata,” ujarnya.

Semangat tersebut disampaikan Samsiah, demi mempersiapkan Berau pasca tambang. Dengan menjadikan destinasi wisata sebagai sektor kerja superioritas.

“Dengan Geber (Gerak Bersama) Gercep (Gerak Cepat) dan Gaspol (Gali semua Potensi Online dan Lapangan Pekerjaan),” tutur dia.

Diketahui, pada 2024 mendatang Berau bakal mengelola anggaran dari DBHDR senilai Rp 220 miliar. Anggaran itu untuk pengembangan destinasi wisata termasuk infrastruktur jalan menuju pesisir Berau. Dana tersebut dikelola di berbagai OPD di Berau, terbesar dikelola oleh DPUPR Berau. (*/ADV)

Reporter: Sulaiman