TANJUNG REDEB – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Berau, Ilyas Natsir, mengapresiasi semangat warga kampung dalam melestarikan event kebudayaan yang akrab dengan kearifan lokal warga “Bumi Batiwakkal”.
Seperti gelaran Festival Budaya Lesung Osap, di Kampung Bena Baru yang belum lama ini diselenggarakan selama tiga hari secara berturut-turut.
Menurutnya, kesuksesan gelaran tersebut tidak lepas dari komitmen bersama warga kampung dalam berperan secara aktif merumuskan agenda syukuran adat tersebut.
“Semangat ini bisa terus dijaga dan ditularkan ke warga kampung lainnya,” kata Ilyas.
Sebagai daerah dengan keragaman suku dan budaya, menurutnya, menjadi poin lebih untuk Berau dalam menarik wisatawan lokal hingga turis mancanegara.
Sebab, tidak semua daerah memiliki keragaman dan kekompakan yang sama dengan Berau. Belum lagi dukungan penuh pemerintah dalam setiap gelaran festival kebudayaan yang digelar setiap tahunnya.
“Kebudayaan itu jadi daya tarik sendiri dalam atraksi destinasi wisata,” katanya.
Dinobatkannya Kampung Bena Baru sebagai kampung budaya, membuat pemerintah tidak akan absen dalam setiap agenda tersebut.
Dengan catatan, warga dapat terus berinovasi dan menonjolkan sisi unik dan berbeda yang bisa ‘meracuni’ niat wisata para turis.
“Jadi akan ada sajian unik dan berbeda yang tidak bisa dinikmati di tempat lain,” ujarnya.
Pihaknya juga berkomitmen, ke depan akan semakin memasifkan agenda kebudayaan yang masuk dalam kalender wisata Berau setiap tahunnya.
Dengan memastikan keterlibatan seluruh elemen masyarakat untuk mengenalkan agenda pariwisata di Berau, khususnya di bidang kebudayaan.
“Ini jadi komitmen bersama. Kita dapat kerja sama untuk mempromosikan seluruh agenda di event pariwisata,” jelasnya.
Selain itu, setiap event yang telah masuk dalam kalender wisata Berau, akan mendapatkan suntikan anggaran untuk penyelenggaraan di daerah.
Hanya saja, diharapkan agar dalam setiap kegiatan mendapatkan antusias yang besar dan memberikan dampak terhadap perkembangan ekonomi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di kampung-kampung wisata. (*)
Reporter : Sulaiman
Editor : s4h