TANJUNG REDEB – Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) menjadi salah usaha untuk meningkatkan perekonomian kampung. Namun dari 100 Kampung di wilayah Kabupaten Berau, hanya ada satu kampung yang tidak memiliki BUMK.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Berau Tentrem Rahayu, yang menyebut di Berau tersisa satu kampung yang belum memiliki BUMK.

Alasan kampung tersebut, karena belum memiliki BUMK lantaran masalah internal yang ada di dalamnya.

27G 100 KAMPUNG 2

“Adalah satu kampung yang belum punya BUMK, karena ada masalah internal,” ucapnya tanpa menyebutkan nama kampung tersebut.

Dipastikan Tentram, kampung yang belum memiliki BUMK itu bukanlah Kampung Mapulu Kecamatan Kelay.

Sebab, kampung Mapulu masih menjadi satu-satunya kampung di Berau dengan status tertinggal.

“Walaupun cuman ada satu kampung yang belum punya BUMK, tapi yang berkontribusi hanya 29 BUMK pada Pendapatan Asli Kampung (PAK),” terangnya.

Jenisnya beragam, walapun masih banyak PAK yang bekerja sama dengan perusahaan. Contohnya, mereka bergerak dibidang supply catering, Alat Tulis Kantor (ATK), Transportasi, Air Bersih, Penyewaam Rumah dan lainnya.

“Banyak yang kerja sama dengan perusahaan, terutama sawit dan tambamg,” ungkapnya.

Pihaknya mendorong agar kampung-kampung dapat memaksimalkan PAK dengan pengelolaan BUMK dengan benar. Apalagi, BUMK diakui dapat mengurangi angka pengangguran bagi masyarakat setempat.

“Ini ‘kan juga sebagai upaya kita untuk mengurangi angka pengangguran di Berau, khususnya di kampung masing-masing,” kata Kadis DPMK Tentrem Rahayu. (*)

Reporter : Dini Diva Aprilia

Editor : s4h