TANJUNG REDEB – Setelah mendapatkan restu Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Bangsa (PKB), bakal calon (balon) Bupati Berau, Madri Pani (MP), terus melenggang dalam melangsungkan gerilya politik menuju kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Kepada awak media, MP – panggilan beken Madri Pani, menyatakan masuknya dukungan PKB dalam proses pencalonan dirinya sebagai perebut kursi Berau 1, memberikan kepastian kepadanya untuk melancarkan agenda politik jelang Pilkada ini.
Diketahui, dengan masuknya PKB yang memiliki satu kursi pada Pemilu 2024 lalu, menggenapkan komposisi ambang batas 20 persen untuk satu tiket maju di Pilkada dengan raihan 5 kursi yang diamankan oleh partai pengusung MP, Partai NasDem.
“Dengan tambahan satu kursi ini, otomatis kita bisa berlayar,” kata MP, ditemui belum lama ini.
Namun, saat ini MP memiliki pekerjaan rumah baru untuk mencari pendamping alias bakal calon wakil bupati untuk menemaninya di Pilkada nanti.
Diakui, kedua parpol pengusungnya telah memberikan mandat untuk menentukan sendiri nama yang cocok berpasangan dengannya.
“Saya diberikan mandat untuk memilih wakil yang menemani saya nanti,” ujar MP, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tersebut.
Dalam proses penentuan itu, MP akan menantikan terlebih dahulu hasil survei politik yang dilangsungkan oleh internal Dewan Pimpinan Cabang (DPC) NasDem Berau.
Nama calon wakil tersebut telah terlampir dalam daftar penjaringan yang digelar DPC NasDem Berau, pada Mei 2024 lalu.
Diantaranya, Gamalis, Taupan Madjid, M Ichsan Rapi, Jakariya, Agus Uriansyah, Marhana, Idrus dan Agus Wahyudi.
“Penentuannya dari hasil survei nanti,” ucap pria pengusung jargon kampanye, “Enggak MP, Enggak PeDe” tersebut.
Saat ini, MP ditugaskan NasDem dan PKB untuk bekerja menaikkan elektabilitas dan popularitas. Sehingga tidak heran bila baliho MP bertebaran di setiap sudut kota “Bumi Batiwakkal”.
Kendati telah mengantongi tiket maju di Pilkada, ke depan MP juga ditugaskan untuk melakukan safari politik untuk membesarkan koalisi partai.
“Iya, diminta untuk naikkan elektabilitas dan popularitas,” katanya singkat.
Disisi lain, dalam proses politik ini, sebutnya, merupakan calon yang berjuang secara mandiri tanpa dorongan pemodal besar di belakangnya atau biasa dikenal dengan sebutan ‘Bohir Politik’.
MP mengaku, untuk modal politiknya saat ini didapatkan dari hasil dirinya menjual tanah pribadi.
“Saya juga pastikan orang di belakang saya bukan pemain proyek, ‘kan begitu aja. Biar masyarakat yang menilai,” katanya. (*)
Reporter : Sulaiman
Editor : s4h