Kondisi antrean perawatan di RSUD dr Abdul Rivai.

TANJUNG REDEB – Kendati sudah memasuki masa cuti dokter, namun pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai, di kawasan Jalan Pulau Panjang wilayah Kabupaten Berau, overcapacity alias membludak dan tetap melayani sejumlah pasien, Sabtu (30/12/2023).

Jumlah pasien rawat inap di RSUD dr Abdul Rivai kian sesak. Musim libur Natal 2023 dan Tahun Baru (Nataru) 2024 yang dibarengi dengan musim pancaroba, membuat pasien silih berganti masuk rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.

Peralihan musim panas ke musim penghujan, memang menjadi momen virus dan penyakit berkembang biak dengan cepat.

Sehingga pasien dengan kekebalan imun yang lemah akan menjadi sasaran penyakit yang datang pada akhir tahun ini.

30 RSUD DR ABDUL RIVAI 2

Sementara itu, Direktur RSUD Abdul Rivai, dr Joesram, mengatakan kondisi seperti ini memang sulit diprediksi, apalagi dengan penambahan pasien yang cukup tinggi dalam sehari pelayanan.

“Memang pasien terus meningkat. Utamanya pasien dari anak-anak,” kata dr Joesram, saat dikonfirmasi berauterkini.co.id.

Bahkan, tim manajemen rumah sakit menggunakan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai ruang perawatan pasien, lantaran ruangan telah terisi penuh.

Joesram menjelaskan, bila di rumah sakit plat merah tersebut tersedia sebanyak 220 tempat tidur (bed) untuk pasien, namun angka itu tidak cukup.

Sehingga pihak rumah sakit menggunakan bed cadangan sebanyak 20 sampai 30 unit, sebagai tambahan untuk memastikan ketersediaan bagi semua pasien yang dirawat.

Sehingga, saat ini pun diakui rumah sakit tersebut tidak lagi mampu menampung ratusan hingga ribuan pasien yang silih berganti datang untuk dirawat.

Pihaknya hanya bisa berharap bangunan baru yang berada di samping rumah sakit tersebut terbangun.

Seiring dengan itu, pihaknya juga menanti rumah sakit type B yang sedang digarap pemerintah yang dibangun di kawasan Jalan Sultan Agung, Tanjung Redeb.

“Memang sudah tidak mampu menampung. Apalagi di Berau lonjakan pertumbuhan penduduk cukup masif,” jelas Joesram.

Mayoritas pasien yang dirawat di IGD rumah sakit, jelasnya, kebanyakan merupakan pasien anak-anak dengan keluhan penyakit infeksi saluran pernapasan.

Demikian pula dengan kondisi pasien lanjut usia (lansia) yang setiap hari penuh dengan antrean kepentingan perawatan medis berkala yang setiap harinya selalu diberikan pelayanan oleh rumah sakit.

“Pada umumnya pasien lansia. Itu hanya pemeriksaan dan pengambilan obat. Jarang ada yang melaksanakan ranap (rawat inap),” ujarnya.

Ditegaskan, bila kondisi penumpukam pasien yang dirawat hingga lorong rumah sakit terjadi, bukan lantaran dokter spesialis cuti.

Sebab, menurut Joesram, kondisi tersebut telah terdata dan teratasi oleh dokter spesialis pengganti. Sehingga dipastikan proses pelayanan medis hingga saat ini masih berjalan normal.

“Para kepala bidang sudah membagi tugas dan sudah ada dokter pengganti. Jadi, pelayanan tetap sama saja,” terangnya.

Terkait keberadaan rumah sehat Baznas, jelasnya, belum pernah melakukan rekomendasi pengantaran pasien ke rumah sakit swasta tersebut.

Sebab, rumah sehat tersebut juga belum dipastikan aktif dan memiliki kelengkapan alat medis yang dibutuhkan kala merujuk pasien.

“Belum ada. Sepertinya juga belum operasi itu,” tuturnya.

Kondisi overcapacity di RSUD dr Abdul Rivai pun, masuk dalam agenda evaluasi tahunan rumah sakit plat merah tersebut.

Sehingga dipastikan setiap langkah telah diukur dan melalui pencermatan manajemen rumah sakit.

“Tentu kami evaluasi. Ini masuk dalam agenda rapat kemarin. Kami tetap komitmen untuk memberikan layanan terbaik,” ungkapnya. (*)

Reporter : Sulaiman

Editor : s4h