Foto: Puliuhan pelajar dari sejumlah sekolah saat mengikuti minum coklat daun kelor dalam rangka cegah stunting.
TANJUNG REDEB- Selain sektor Perikanan, komoditi kakao di Kabupaten Berau sangat luar biasa. Selain mampu diolah menjadi makanan nikmat, ternyata coklat juga mampu menjaga kesehatan, khususnya dalam pencegahan kasus Stunting baru.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Dinas Perkebunan berkolaborasi dengan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) serta PT Beraucoal menyelenggarakan kegiatan minum coklat bersama. Berlokasi di Balai Mufakat Jalan Cendana, Jumat (22/9/2023).
Diketahui, coklat mengandung mineral zat besi yang sangat baik untuk pencegahan anemia pada remaja putri. Mengandung anti oksidan yang dapat mencegah penyakit kanker.
Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, mengatakan coklat memiliki banyak manfaat sekaligus merupakan makanan yang digemari kalangan usia, tentunya bisa dimanfaatkan untuk pencegahan Stunting dengan diolah sedemikian rupa.
“Misalnya beberapa perguruan tinggi di Jogja mencampurkan coklat dengan daun kelor,” ucap Sri pada Jumat (22/9/2023).
Lanjutnya, dimana daun kelor merupakan makanan yang baik untuk mencegah Stunting dan bisa dikonsumsi anak-anak karena rasa enak dari coklat.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perkebunan, Lita Handini, menjelaskan, kegiatan ini merupakan upaya Disbun membangun kolaborasi guna memajukan kakao Berau. Sehingga semangat petani untuk konsisten berbudidaya kakao tetap ada.
“Kalau petaninya lemah nantinya akan habis tergerus dan tergantikan oleh tanaman lain,”
Disampaikan Lita, dalam kegiatan ini kerja sama dengan Berau cocoa PT Berau Coal, dengan membeli biji kakao langsung kepada petani-petani Kakao yang ada dikampung.
“Mereka juga mensupport souvenir dan bubuk kakao yang diolah oleh disbun sehingga dapat kita nikmati bersama pada hari ini,” jelasnya.
Sejatinya, bubuk coklat memiliki rasa yang pahit. Namun, dengan kombinasi gula dan susu membuat coklat enak dinikmati.
Ia berharap kedepannya, Kabupaten Berau mampu memenuhi permintaan pasar untuk komoditas kakao sebanyak 500 ton per tahun secara bertahap. (*/adv)
Reporter: Dini Diva Aprilia