TANJUNG REDEB-Bupati dan wakil bupati Berau meninjau kondisi jalan penghubung antara Kecamatan Gunung Tabur-Kecamatan Pulau Derawan yang longsor. Bahkan, lokasi jalan yang longsor di Kampung Maluang itu nyaris memakan separuh badan jalan.

Dikatakan Bupati Sri Juniarsih, dari laporan Dinas PUPR Berau, kewenangan perbaikan ruas jalan ini berada di pemerintah pusat karena status jalan sebagai jalan nasional. Hanya saja, karena lokasinya berada di wilayah Berau ia telah meminta kepada kontraktor pelaksana untuk segera melakukan perbaikan.

“Jalannya cukup parah, tapi karena ini wewenang pemerintah pusat jadi kita berharap segera di tindak lanjuti. Kalau dari laporan kontraktor ini akan segera dimulai, sampai akhir tahun 2021 selesai,” ujar Bupati Sri Juniarsih, Minggu, 18 Juli 2021.

Ia menyebut, dari laporan kontraktor pelaksana, sebelum longsor seperti saat ini.  Lokasi itu sudah pernah diperbaiki pada 2020 lalu, tetapi pondasi penyangga jalan ternyata tidak kokoh hingga kembali longsor untuk kedua kalinya.

“Penggunaan bronjong ternyata kurang tepat, jadi akan diubah ke penanaman pancang biar lebih kokoh,” ucapnya.

Bukan hanya jalan poros Gunung Tabur-Kecamatan Pulau Derawan. Sri Juniarsih juga menyoroti penanganan jalan longsor di Kampung Gurimbang yang meleset dari target. Kepala Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Berau yang menangani kerusakan Jalan Gurimbang menjadi kekesalan Bupati.

Menurutnya, ia telah berulang kali menekankan kepada PUPR untuk segera menangani Jalan Gurimbang.  Sebabnya, di lokasi jalan yang longsor terdapat aset daerah seperti PDAM yang melayani empat kampung. Jika sampai lambat ditangani dan longsor semakin melebar, tentu akan berdampak terhadap pendistribusian air bersih dari PDAM kepada empat kampung di sekitar.

“Saya sudah suruh segera itu, sudah lewat sebulan. Kalau sampai molor lagi saya lillis (jewer) telinganya,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Berau Junaidi mengaku, pada pertengahan bulan April sudah dilakukan pemancangan menggunakan ulin dan ratakan dasar lalu dirapikan dengan batu gunung untuk penanganan. Tetapi ternyata, konstruksi tanah masih bergerak. Karena masih labil, perbaikan langsung dihentikan.

Setelah itu, Dinas PUPR berkoordinasi dengan ahli konstruksi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk melakukan pengambilan data. Sesuai rencana memang penanganan sementara itu dilakukan di awal bulan Juli ini. Tetapi karena masih ada pergerakan awal Juli akhirnya kembali tertunda.

“Karena pergerakan di lokasi belum stabil, sehingga longsor masih memungkinkan terjadi. Kami putuskan menunggu hasil kajian dari tim ahli dari ITS. Setelah itu keluar baru akan dilakukan penanganan sementara,” katanya.

Namun begitu, ia belum bisa memastikan kapan hasil kajian itu akan keluar. Tetapi pihaknya akan coba mendorong terus untuk segera diselesaikan. Tujuannya, agar penanganan sementara Jalan Gurimbang bisa dilakukan.

“Saat ini memang rencananya hanya penanganan sementara, karena penanganan permanen terkendala anggaran lagi,” pungkasnya. (*)

Editor: Bobby Lalowang