Saprudin Ithur, mengikuti Musyawarah Nasional (Munas) Dewan Kesenian dan atau Dewan Kebudayaan se Indonesia, di Mercure Convention Center Ancol, Jakarta, yang berlangsung sejak 10 hingga 13 Desember 2023.

JAKARTA – Saprudin Ithur, salah seorang budayawan Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), mengikuti Musyawarah Nasional (Munas) Dewan Kesenian atau Dewan Kebudayaan se Indonesia, di Mercure Convention Center Ancol, Jakarta.

Para seniman dan budayawan bangsa yang tergabung dalam Dewan Kesenian atau Dewan Kebudayaan itu, menggelar munas yang berlangsung sejak tanggal 10 hingga 13 Desember 2023.

Menurut data pada siaran pers yang diterima awak media ini, dalam munas itu diikuti 300 budayawan dan seniman nasional, baik dari perorangan hingga lembaga resmi berupa komunitas sampai naungan plat merah.

BUDAYAWAN BERAU 1

Dalam munas tersebut, bakal digelar penentuan arah politik dari Dewan Kesenian dan Kebudayaan Indonesia. Arah tersebut akan dilahirkan dalam ketentuan hasil munas yang menjadi rekomendasi kepada pemimpin bangsa lima tahun ke depan.

“Maka itu, kami kumpulkan para pelaku seni dan budaya di bangsa ini untuk melihat tantangan dan potensi dalam pengembangan industri seni di tanah air,” kata Dirjen Kebudayaan Kemeristekdikbud RI Hilmar Farid.

Dipaparkan, bila saat ini pemimpin negara ke depan yang bakal dipilih oleh rakyat pada 4 Februari 2024 mendatang, mesti memiliki visi dalam mengarusutamakan dunia seni dan budaya sebagai aset bangsa.

Bahkan diklaim, saat ini Indonesia didapuk sebagai negara adidaya di bidang seni dan budaya. Sebab, warisan nenek moyang di bidang seni dan budaya, tersedia ribuan jenis yang laik untuk dilestarikan.

“Ironisnya, selama ini perilaku sebagian masyarakat, termasuk perilaku sebagian elite-nya semakin jauh dari nilai-nilai budaya yang seharusnya menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang benar-benar beradab,” beber dia.

Sementara itu, Sekretaris Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Berau Saprudin Ithur, mengatakan bila pihaknya akan memajukan usulan ke nasional terkait pencatatan aset warisan kebudayaan di “Bumi Batiwakkal”.

Sebab, melihat kebutuhan daerah saat ini, masih berkutat bagian pencatatan aset kekayaan daerah.

“Ini masih menjadi pekerjaan rumah bersama, antara pelaku budaya seni di Berau,” kata Ithur, kepada Berau Terkini.

Selain itu, dirinya juga bakal mendorong ketertarikan mata nasional terhadap potensi seni dan budaya di Bumi Batiwakkal, termasuk sejarah yang menceritakan kerajaan di Berau.

Kemudian, dirinya bakal berupaya untuk mengokohkan jejaring di nasional yang dapat mempermudah pemerintah dan pelaku seni budaya daerah dalam melaksanakan pencatatan aset warisan daerah.

“Ini penting untuk kemajuan dunia budaya dan seni di Berau,” ujarnya.

Sementara itu, Jafung Pamong Budaya Disbudpar Berau Retno Kustiah, mengatakan pihaknya tetap mendukung setiap agenda yang mementingkan kemajuan kebudayaan daerah.

Diharapkan, agar pemerintah pusat dapat membuka peluang kepada daerah untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat dalam kemajuan industri seni dan budaya di daerah.

“Pada dasarnya, kami mendukung, bukan dalam politik, tapi lebih kepada memajukan industri budaya di Berau,” tegasnya. (*)

Reporter : Sulaiman

Editor : s4h