Foto: Kondiri abrasi di Pulau Derawan yang belum tertangani sampai kini

TANJUNG REDEB , – masalah abrasi di Pulau Derawan yang kian parah kembali masuk dalam usulan Musrenbang kecamatan. masyarakat meminta ada action dan segera dilaksanakan penanganan. pasalnya aspirasi ini sudah sangat lama sekali disampaikan namun tidak kunjung ada respon nyata.

Bahkan kepala kampung Pulau Derawan, Bahri mengungkapkan, pihaknya tidak pernah absen menyampaikan persoalan ini dalam setiap kali dilaksanakan Musrenbang. ia meminta agar bisa masuk dalam usulan dan masuk skala prioritas. Sebab abrasi yang terjadi jika dihitung rata-rata per tahunnya mengikis bibir pantai antara 1 sampai 2 meter.

“Ini dari yang saya tau, kendalanya karena pengurusan ini ada di pusat, dan daerah tidak bisa menangani. Tapi kami tetap mengusulkan hal tersebut,” bebernya, Senin (7/3/2022).

Sementara itu, Saat ini terdapat tiga pantai yang rawan hilang akibat abrasi. Ketiga pantai tersebut adalah, Pantai di Pulau Derawan, Kampung Payung-Payung, dan Pulau Kaniungan.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau Masrani. Menurutnya, abrasi menjadi ancaman serius dan sudah terjadi serta bisa dilihat dampaknya.

Terlebih, tiga kawasan tersebut masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Dia mengemukakan, Pulau Derawan setiap tahunnya kehilangan 1 hingga 2 meter daratannya akibat abrasi.

“Tidak menutup kemungkinan, Derawan, Payung-Payung, dan Kaniungan, di masa depan hanya akan menjadi cerita,” katanya.

Walau dianggap mendesak, Masrani justru pesimistis penanganan abrasi dengan memasang pemecah ombak bisa terlaksana segera. Sebab pihaknya sendiri belum memiliki masterplan pariwisata.

“Kemungkinan program kita ini bisa saja ditolak, karena kita belum memiliki masterplan. Makanya kami memprioritaskan juga untuk pembuatan masterplan pariwisata kita,” ungkapnya.

Opsi penanganan disampaikan langsung oleh Anggota Komisi III DPRD Berau Abdul Waris. Diminta Pemkab memiliki masterplan yang benar untuk mengajukan proposal.

“Saya rasa ini kembali ke keseriusan dari Pemkab Berau lagi, bagaimana untuk penanganannya nanti mengenai usulan abrasi, kalau ada masterplan yang betul, kita bisa langsung tembuskan proposal tersebut. Harus jemput bola,”tutupnya. (*)

Editor: RJ Palupi