TANJUNG REDEB-BUMA Berau kembali langsungkan kegiatan vaksinasi COVID-19. Sebanyak 2.500 dosis vaksin disiapkan. Kali ini menyasar keluarga karyawan.

Business Support Manager BUMA, Kusumo Wicaksono mengatakan, kegiatan ini meruapakan penyuntikan vaksinasi dosis pertama. Vaksinasi akan dilaksanakan selama 7 hari. Terhitung mulai 19-25 Agustus 2021.

“Ini tindak lanjut dari kegiatan vaksinasi tahap pertama untuk karyawan yang kami lakukan bulan lalu,” ujarnya.

Sementara itu, tenaga kesehatan yang melakukan penyuntikan vaksin didatangkan dari RSP Primaya Makassar. Ada sekira 10 tenaga kesehatan termasuk dokter yang melakukan proses percepatan vaksinasi tersebut.

“Ini juga sebagai upaya kami untuk mendukung proses percepatan vaksinasi di Berau,” ungkapnya.

Untuk jenis vaksin yang disuntikan adalah vaksin gotong royong atau Sinopharm. Untuk pengadaan vaksin itu juga bekerja sama dengan Bio Farma.

Dijelaskannya, vaksinasi untuk keluarga karyawan itu hanya menyasar istri atau suami, dan anak-anak karyawan saja. Sedangkan, untuk jumlah anak karyawan tidak dibatasi. Lantaran, syarat vaksinasi anak harus berusia diatas 18 tahun.

“Paling tidak mungkin 1 karyawan tiga anak,” tuturnya.

Lanjutnya, bagi keluarga karyawan yang berada di luar Berau, juga akan mendapat jatah vaksin. Ada beberapa paguyuban di luar Berau. Disebutkannya, di Malang, Jogjakarta, Makassar, Balikpapan dan Makassar.

“Semua akan difasilitasi, termasuk yang berada di luar Berau. Nanti vaksinasinya dilakukan dengan paguyuban,” katanya.

Sementara itu, Bupati Berau, Sri Juniarsih yang turun hadir dalam pelaksanaan vaksinasi itu sangat mengapresiasi kegiatan itu. Bahkan, Sri menyebut, BUMA adalah salah satu perusahaan yang bisa bersinergi dengan pemerintah saat ini.

“Saya harap, semua perusahaan bisa meniru,” ungkapnya.

Lanjutnya, mengucapkan terima kasih atas sumbangsih BUMA dalam mendukung program pemerintah saat ini. Yakni, percepatan vaksinasi bagi masyarakat.

“Kami ucapkan terima kasih atas dukungan BUMA. Karena dengan terselenggaranya kegiatan ini, maka pemerintah akan lebih diringankan dalam upaya pengadaan vaksin,” tandasnya. (*)

Editor: Bobby Lalowang