TANJUNG REDEB – Kabupaten Berau gagal lagi mendapatkan penghargaan Adipura Kencana tahun 2023. Trofi Adipura Kencana “enggan” mendarat di “Bumi Batiwakkal”, setelah setahun pemerintah bergumul dengan kebijakan pengolahan sampah. Justru anugerah itu diberikan ke kota industri, Bontang.

Sebagaimana diketahui, Adipura merupakan ganjaran pemerintah pusat atas keberhasilan pemerintah tingkat kabupaten/kota dalam mengolah sampah dan konsen dalam penambahan ruang terbuka hijau serta hutan kota.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau, Mustakim Suharjana, menyatakan saat tim penilai dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bertandang ke Berau, pihaknya tengah disibukkan dengan penanganan krisis di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bujangga.

Sadar dengan poin tertinggi untuk pengolahan sampah, pihaknya beberapa bulan belakangan ini serius untuk melakukan penimbunan sampah dengan tanah. Mengembalikan sampah yang meluber ke akses jalan masuk TPA ke tempat semula.

“Jadi mulai awal Januari, penanganan sudah dilakukan di TPA Bujangga,” kata Mustakim, Jumat (8/3/2024).

Setelah bergumul selama beberapa pekan di TPA Bujangga, rupanya tim penilai masih memberikan poin rendah untuk pengelolaan sampah di Berau.

Padahal, pihaknya sudah berupaya melakukan penanganan dengan melakukan metode control landfill atau istilah teknis untuk metode menutup sampah dengan tumpukan tanah. Namun cara itu diklaim belum berhasil untuk menaikkan poin Berau.

“Tapi memang skor untuk TPA masih rendah,” akunya.

Selain TPA, Berau juga mendapatkan poin rendah dalam pengelolaan kebersihan di tempat umum, seperti pasar.

Mustakim menyampaikan, tanggungjawab kebersihan di lingkungan pasar masih perlu ditingkatkan lagi oleh pengelola.

“Jujur, pasar kita masih dinilai kotor,” akunya lagi.

Selain itu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai, masih dinilai belum berhasil dalam menciptakan kebersihan lingkungan perawatan pasien yang bersih.

Mustakim membeberkan, penilaian penting oleh tim ialah proses memastikan aliran air di drainase dapat mengalir lancar ke parit besar di depan halaman rumah sakit.

Ditambah lagi dengan proses pengelolaan limbah rumah sakit yang juga mendapat predikat yang sama, baik itu limbah domestik maupun limbah medis di RSUD.

“Tapi, kita sudah lihat bersamalah kalau rumah sakit sudah berbenah, termasuk menambah gedung baru,” katanya.

Atas penilaian itu, menurutnya, ke depan tiga poin tersebut yang mesti dibenahi, agar Berau bisa mengembalikan prestasi yang pernah diraih medio 2018 lalu.

“Itu rekomendasi yang kami dapatkan dari tim penilai di kementerian,” terang dia.

Atas catatan itu, bukan berarti Berau tanpa poin baik. Dikatakan, tata kota saat ini bernilai baik, termasuk pula penambahan taman-taman kota yang menjadi poin penting dalam penilaian Adipura.

“Tata kota kita sudah baik, tinggal membenahi 3 poin yang saat ini masih dikerjakan pemerintah,” urainya. (*)

Reporter : Sulaiman

Editor : s4h