Foto: BUMA ketika mengadakan pelatihan bagi para pembatik dan penjahit di workshop Putri Maluang Batik, Kampung Maluang, Kecamatan Gunung Tabur

GUNUNG TABUR – Batik khas Berau kini mulai dikenal di tingkat nasional. Batik ini diyakini makin bersinar karena para pengrajin tidak henti-hentinya berupaya mengembangkan kualitas produk. Ditambah lagi, dukungan PT Bukit Mandiri Makmur Utama (BUMA) yang berkesinambungan mendampingi para pengrajin lokal.

Pada 13-19 April 2022, BUMA mengadakan pelatihan bagi para pembatik dan penjahit di workshop Putri Maluang Batik, Kampung Maluang, Kecamatan Gunung Tabur. Ada 12 peserta yaitu tujuh pembatik Kampung Maluang, tiga istri karyawan perusahaan yang sudah mengikuti program Wifepreneur BUMA dengan bidang usaha fashion dan home decoration, serta dua penjahit dari lingkar tambang BUMA Jobsite Binungan-Suaran.

Pelatihan ini diisi dua narasumber dari Jakarta yang berkompeten di dunia fashion dan batik-membatik. Keduanya adalah Sonny Muchlison dan Novi Yuniarti, desainer sekaligus dosen Program Studi Desain dan Busana, Institut Kesenian Jakarta.

Kedua dosen mendampingi para peserta selama sepekan. Mereka menuntun peserta mendesain kain batik, menentukan pewarnaan, serta memilih bahan yang tepat. Sementara itu, para penjahit dipandu menyiapkan busana yang bervariasi. Setelah semua materi dan praktik, pelatihan ditutup fashion show yang menampilkan karya-karya peserta pelatihan.

“Kami berharap, para pembatik bisa terus memperkaya motif dan pola mereka yang bersumber kepada kearifan lokal dan peduli kepada lingkungan Berau,” terang Sonny Muchlison selaku narasumber pelatihan ini.

BUMA memang berperan dalam perkembangan batik khas Berau. Perusahaan sejak 2019 telah mengadakan rangkaian pelatihan seperti membatik, teknik pemasaran di dunia digital, hingga memfasilitasi permodalan. Rangkaian pendampingan disebut bagian dari menyiapkan keberlanjutan ekonomi masyarakat setelah masa tambang berakhir.

Business Support Manager BUMA, SG Rajagukguk, berharap, perkembangan batik khas Berau setelah berbagai program pendampingan dapat meningkatkan ekonomi pelaku UMKM.

“Para pelaku itu tidak lain ibu-ibu binaan BUMA termasuk kaum perempuan di lingkar tambang perusahaan,” tutupnya. (*)