Foto: Karyawan KLK saat mengikuti pelatihan penanganan kebakaran lahan

TANJUNG REDEB,- Perusahaan kelapa sawit besar di Berau, Kuala Lumpur Kepong (KLK) Group, menggelar pelatihan penanganan Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Ditujukan kepada ratusan karyawan dari sejumlah anak perusahaannya.

Sebagai bentuk kesiapan menghadapi kemungkinan adanya bencana Karhutla di Berau. Pelatihan dilakukan di tempat yakni di PT Jabontara Eka Karsa (JEK) pada 30 Maret dan PT Hutan Hijau Mas (HHM) 1 April lalu.

Program latihan melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau. Manager Humas KLK Kaltim Region, Jupita mengatakan, pelatihan itu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) karyawan KLK Group. Terutama tim pemadam kebakaran dalam hal ini mengantisipasi terjadinya kebakaran.

Sebab diakuinya, tidak semua karyawan tahu langkah apa saja yang harus diambil ketika terjadi kebakaran. Baik itu yang terjadi di hutan, lahan, maupun di lingkungan pemukiman perusahaan.

“Ini kegiatan rutin dilakukan setiap tahun. Yang mana pelatihannya, diikuti oleh masing-masing perwakilan dari seluruh perusahaan KLK Group di Kabupaten Berau,” jelasnya. 

Sebanyak 255 peserta dari 9 perusahaan dibawah naungan KLK Group. Seperti PT JEK, HHM, Satu Sembilan Delapan (SSD), PT Malindomas Perkebunan, Jabon Palm Oil, Segah Palm Oil, Berau Palm Oil Mill, PT Tekukur Indah dan Koperasi Laba Sari.

“Kebakaran hutan dan lahan serta pemukiman, merupakan peristiwa yang tidak bisa diprediksi kapan dan dimana akan terjadi. Melalui pelatihan ini, seluruh karyawan yang terlibat dapat siap siaga. Dan ketika terjadi kebakaran, mereka tidak panik dan bisa melakukan penanganan,” katanya.

Sementara itu, Sr. Asisten Sustainability PT Malindomas Perkebunan, Lubis Yohanis menambahkan, pelatihan pemadaman karhutla tersebut, sudah dilakukan KLK Group sejak 2017 lalu dan rutin dilakukan hingga tahun ini. tetapi, untuk pelaksanaan pada 2021 lalu pelatihan pemadaman karhutla ditiadakan lantaran COVID-19.

“Sejauh ini, memang belum pernah terjadi karhutla di wilayah kerja kami. Tapi pelatihan ini merupakan antisipasi dini yang rutin kami lakukan. Jadi ketika terjadi, mereka sudah tahu dan mengerti apa yang harus dilakukan,” katanya.

Setelah digelarnya pelatihan ini, Manajemen Perusahaan berharap agar setiap Tim Damkar yang mengikuti pelatihan tetap memahami tanggung jawab yang diberikan dalam melaksanakan pencegahan, penanggulangan, dan pengendalian kebakaran lahan dan bangunan.

“Sedangkan untuk Tim Damkar agar tetap memahami prosedur tanggap darurat kebakaran, dan mengetahui setiap fungsi sarana prasarana Damkar yang tersedia,” tuturnya.

Dalam pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari itu, peserta juga  belajar menggunakan perlengkapan pemadam kebakaran, seperti mesin pompa kapasitas 25 HP, mesin pompa kapasitas 15 HP, gepyok, dan apar.

Tidak itu saja, peserta pelatihan juga menggunakan baju pemadam lengkap dengan alat pelindung diri (APD), seperti helm pemadam, sepatu pemadam. Ada juga selang hisap dan selang keluar 1.5 inci dan 2.5 inci, nozzle 1.5 inci dan 2.5 inci, sekop, kapak dua fungsi, peples, dan tangki air.

“Semoga saja, hasil dari pelatihan ini nantinya dapat diterapkan dengan baik, ketika suatu saat terjadi hal yang tidak diinginkan. Karena, tidak hanya di dalam perusahaan saja, di lingkungan masyarakat apa bila terjadi kebakaran, pihak perusahaan juga akan turun membantu,” jelasnya.

AKM/Sub Koordinator Kesiapsiagaan Bencana, BPBD Berau, Eka Ahadi Yuliansyah mengapresiasi dan penghargaan kepada manajemen KLK Group yang telah rutin melakukan pelatihan tersebut. KLK dikatakannya, sangat proaktif dan memiliki komitmen tinggi dalam pencegahan dan kesiapsiagaan mengantisipasi adanya karhutla.

Diharapkan Eka, KLK Group dapat terus mengembangkan SDM karyawannya serta semakin memaksimalkan peralatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, agar penanganan kebakaran dapat lebih maksimal.

“Terutama kembali melaksanakan pelatihan-pelatihan rutin di lingkungan perusahaannya masing-masing. Harapannya, turut serta membantu jika ada terjadi karhutla di lingkungan masyarakat di sekitar wilayah kerjanya. Agar ilmu yang didapat benar-benar diterapkan,” pungkasnya.(*)

Editor: Rengkuh