TANJUNG REDEB-Berau masih kekurangan tenaga medis, baik perawat maupun dokter. Wakil Bupati Berau, Gamalis, merespon masalah ini. Ia menuturkan, untuk anggaran bagi tenaga kesehatan (nakes) sudah tersedia dan masuk anggaran Covid-19 tahun 2021 yang totalnya Rp 114 miliar.
Hanya saja, ada sejumlah kendala dihadapi dalam pemenuhan tenaga kesehatan ini. Dari kebutuhan 50 perawat, yang lulus seleksi hanya 20 orang. Akibat sumber daya manusia (SDM) yang kurang, membuat para dokter dan nakes di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai, bekerja ekstra.
“Tenaga kesehatan baik perawat dan dokter itu sudah ada dananya masuk di dalam anggaran Covid-19,” ucapnya, Kamis, 29 Juli 2021.
Mantan anggota DPRD Kaltim menyebut jika keterlambatan pembayaran insentif dikarenakan masalah administrasi, bukan karena tidak ada anggaran. Ia pun berharap masyarakat Berau yang memiliki keahlian di bidang kesehatan bisa bergabung.
“Mau tidak mau kita harus beli nakes karena nakes yang ada sudah banyak tumbang. Jangan sampai gara-gara dipaksakan justru ada korban meninggal,” katanya.
Ia mengatakan, untuk menarik minat tenaga kesehatan bergabung menjadi bagian garda terdepan menangani Covid-19, sejumlah insentif telah disiapkan dengan nilai fantastis. Untuk dokter, dari informasi yang ia terima, akan menerima insentif Rp 10 juta dan perawat Rp 7,5 juta.
Jadi, para relawan tidak perlu khawatir mengenai pembayaran upah. Kalau pun saat ini ada keterlambatan, itu hanya persoalan teknis. Ia perlu memberitahu, pemanfaatan dana Covid-19 harus benar-benar bisa dipertanggungjawabkan agar nantinya tidak menjadi temuan.
“Cuma persoalan teknis. Kami juga harus menyiapkan administrasi yang benar. Jangan sampai menjadi masalah di kemudian hari. Jadi saya harap lulusan tenaga kesehatan baru mari mengabdi untuk Berau saat ini,” sebutnya. (*)
Editor : Bobby Lalowang