Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB,- Ada Berbagai macam cara memperkenalkan kebudayaan Berau untuk dinikmati masyarakat. Termasuk salah satunya melalui lukisan.

Bertempat di salah satu kedai kopi yang ada di Tanjung Redeb, sejumlah seniman lokal Berau melaksanakan Pameran seni bertajuk “Merasa dalam Lukisan”.

Acara ini  terselenggara berkat kolaborasi antara Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Ruang Perupa Berau, dan Gerobak Buku Berau.

Pameran ini juga menjadi wadah alternatif untuk memperkenalkan keindahan alam, budaya, dan kehidupan Kampung Merasa melalui karya seni lukisan.

Terinspirasi dari buku cerita anak bergambar, “Leman dan Anjat Kesayangan” dan “Jut Jiu dan Kemeriahan Pesta Budaya Meja Panjang”, pameran ini memadukan narasi lokal dengan refleksi seniman yang mendapat pengalaman langsung dari Kampung Merasa.

Sebelum memamerkan karyanya, para peserta difasilitasi oleh YKAN untuk melakukan observasi ke Kampung Merasa, termasuk mengunjungi Tebing Karst Batu Luko bersama Ketua Pokdarwis Bangen Tawai.

Mereka diajak melihat langsung “Lungun,” peti mati khas suku Dayak yang berusia ratusan tahun, menjelajahi kebun kakao, dan menikmati tong ubi di pondok tradisional.

Salah satu perwakilan Ruang Perupa, Rosyidah mengaku jika perjalanan ke Kampung Merasa bukan hanya perjalanan fisik, melainkan juga pengalaman spiritual.

“Masyarakat adat Dayak Kenyah telah menunjukkan bagaimana hidup berdampingan dengan alam adalah kunci menciptakan kehidupan yang harmonis dan berkelanjutan. Perjalanan ini mengajarkan kami pentingnya hubungan erat antara manusia, budaya, dan alam,” ujar Rosyidah.

Kampung Merasa, yang terletak di Kecamatan Kelay, menawarkan panorama luar biasa seperti tebing karst, kebun kakao yang subur, hingga habitat orangutan.

Hubungan harmonis masyarakat adat Dayak Kenyah dengan alam memberikan pelajaran tentang kehidupan yang seimbang dan berkelanjutan.

Dalam pameran ini, ada lima seniman yang menampilkan hasil refleksi mereka diantaranya Arifuddin, Mansyur Mas’ud, Purna Abdi Tunggal Awangga, Seto Kumoro, dan Dimas Dwi Bayu Saputra, yang masing-masing menghadirkan perspektif unik tentang budaya dan kehidupan Kampung Merasa.

“Selain pameran, terdapat workshop seni cukil pada 8 Desember 2024 yang dipandu oleh Mansyur Mas’ud. Workshop ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk mempelajari seni cukil dan menciptakan karya seni yang terinspirasi dari alam dan budaya lokal,” jelasnya.

Melalui pameran “Merasa dalam Lukisan,” YKAN dan komunitas seni seperti Ruang Perupa, dan Gerobak Buku Berau berharap dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan, budaya lokal, dan hubungan spiritual dengan alam.

“Pameran ini berlangsung dari tanggal 7 hingga 14 Desember 2024 di Kawan Lama Space, Berau, dan terbuka untuk umum,” tuturnya.(*)