Reporter : Sulaiman
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Bupati Berau Sri Juniarsih, kerap membagikan paket sembako kepada warga yang hadir pada setiap undangan halalbihalal yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau. Umi bilang, niat ini tulus untuk berbagi

Pembagian paket sembako itu, mulai masif dilakukan sejak agenda halalbihalal di hampir seluruh kecamatan di Berau, seperti di pesisir selatan Berau yang sudah diberikan sejak Mei 2024 lalu, usai perayaan Idul Fitri 1445 Hijriah lalu.

Teranyar, Umi Sri kembali membagikan paket sembako kepada warga yang bermukim di Pulau Maratua, dalam agenda halalbihalal di pendopo Kecamatan Maratua, Kamis (21/6/2024).

Dalam paket sembako itu, terdapat beras seberat 5 kilogram, minyak makan dan beberapa bahan pokok dapur lainnya yang dibungkus dengan tas bergambar Umi, bertuliskan nama Sri Juniarsih Mas, lengkap dengan gelar dan jabatannya sebagai Bupati Berau.

22c sembako 2

Dari kegiatan bagi-bagi sembako yang bertepatan dengan tahun politik, publik pun kerap mengaitkan itu sebagai agenda politik petahana untuk merebut hati pemilih di luar jadwal yang ditentukan oleh penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Berau 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Berau. Terindikasi sebagai kampanye terselubung.

Saat dikonfirmasi langsung awak berauterkini.co.id, Umi Sri menyatakan tidak terlalu mengambil pusing dengan tuduhan yang kerap dilayangkan kepadanya.

Sebab, menurutnya, langkah itu tidak ada yang menyalahi aturan, lantaran sejatinya merupakan kebiasaannya untuk berbagi dengan masyarakat.

“Saya bukan sekali membagikan sembako, setiap ada rezeki lebih dan kesempatan untuk berbagi, maka akan saya lakukan dengan niat tulus untuk beramal,” katanya.

Dalam keyakinan agama yang dianut, agama Islam, disampaikannya bahwa sebagai umat muslim diperbolehkan untuk saling berbagi hadiah kepada masyarakat.

Dengan harapan, tali silaturahmi antara sesama umat beragama semakin kokoh.

“Agama menganjurkan kita untuk saling bertukar hadiah,” ujarnya.

Bingkisan itu pun, disebut sepenuhnya berasal dari kantong pribadinya. Tidak sama sekali memanfaatkan anggaran daerah untuk memenuhi isi paket sembako tersebut.

“Iya, ini dari pribadi saya dan keluarga, untuk menyucikan harta yang kami miliki,” jelas Umi.

Kendati sering disinggung oleh publik terkait agenda pembagian sembako tersebut, Umi menyerahkan itu kembali kepada publik. Sebab, publik memiliki hak untuk berpendapat.

“Selama itu tidak fitnah, silahkan saja. Harus objektif,” pesannya. (*)