Foto: Dokumentasi bersama antara pihak PT Berau Coal, Yayasan Budha Tzu Chi, bersama Dinkes Berau dan masyarakat penerima manfaat PPM Berau Coal.

TANJUNG REDEB – PT Berau Coal berkolaborasi dengan Yayasan Budha Tzu Chi Sinar Mas dalam melangsungkan screening alias pemeriksaan operasi mata katarak gratis bagi warga Berau dan sekitarnya, pada Sabtu (8/7/2023) pagi kemarin. Sekitar 760 warga mengikuti giat sosial yang menjadi bagian dari program pemberdayaan masyarakat (PPM) PT Berau Coal khususnya pilar kesehatan.

Giat bakti sosial dari kolaborasi antara PT Berau Coal dan Yayasan Tzu Chi Sinar Mas dengan menggandeng Dinas Kesehatan Kabupaten Berau dan RSUD Abdul Rivai itu, diselenggarakan di Ballroom Hotel Makmur.

Ditemui disela-sela agenda screening pasien katarak, Manager Community Development PT Berau Coal Muhammad Sulaiman, mengatakan berjalannya program tersebut sebagai bentuk keseriusan pihak perusahaan dalam menebar manfaat bagi masyarakat di Benua Etam.

“Perusahaan mengambil peran dalam program pemerintah untuk membantu mengurangi angka katarak di Berau dan Kaltim secara umum,” kata pria yang akrab disapa Leman itu, kepada awak media.

Pejabat struktural di PT Berau Coal tersebut, menyampaikan bila PPM perusahaan yang bergerak di sektor tambang itu, selain fokus dalam aksi sosial. Perusahaan juga turut memberikan perhatian pada sektor kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

“Jadi untuk kegiatan ini, kami membantu dari sisi operasional. Kami beri konsen serius untuk meningkatkan kesehatan masyarakat,” ujar dia.

Lebih lanjut, dirinya menyebutkan dalam hal teknis pendaftaran. Pihak perusahaan bersama yayasan, telah gencar mengkampanyekan program itu sejak sebulan lalu. Dengan menyasar masyarakat di Bumi Batiwakkal dan beberapa daerah terdekat seperti Kutim hingga Kaltara.

Maka itu, tak heran bila terjadi lonjakan peserta screening katarak. Bahkan, informasi tersebut turut disebarluaskan oleh Dinkes Berau.

“Kami turut senang program ini menjadi atensi banyak pihak. Terutama bagi warga yang membutuhkan,” sebut dia.

Dia pun menyatakan, ke depan tidak menutup kemungkinan program sosial ini bakal rutin dilakukan demi mengurangi angka penyakit mata di Benua Etam ini. Hanya saja, terlebih dahulu pihak perusahaan bakal meninjau kembali dari dampak program tersebut.

“Tidak menutup kemungkinan program ini akan berjalan terus secara berkala dan berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Baksos Yayasan Budha Tzu Chi dr Ruth Atmaja, menyatakan penyakit mata katarak menjadi salah satu program prioritas yayasan lantaran pertumbuhannya di Bumi Pertiwi terbilang cukup cepat dan tinggi.

Menukil data pada 2022 lalu oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia, menyebutkan dari sekitar 3 persen kebutaan di Indonesia, katarak menjadi salah satu penyebab utamanya, yakni mencapai 81 persen. Oleh karena itu, yayasan memberikan atensi khusus atas fenomena penyakit tersebut.

“Penyakit ini bukan saja menyerang orang tua, tetapi anak muda juga bisa terserang penyakit buta katarak,” beber dr Ruth.

Dirinya menerangkan, pihak Yayasan Budha Tzu Chi memiliki ratusan relawan yang bertugas untuk mendata kebutuhan kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia. Pada tahun ini, program yang dilaksanakan di Berau mendapati fakta bahwa katarak menjadi salah satu penyakit masyarakat yang membutuhkan penanganan dengan tepat.

“Kami sebagai Non-Governmental Organization (NGO) nirlaba, bergerak langsung menjemput bola. Kami terus berupaya untuk membantu masyarakat,” tuturnya.

Kemudian, tenaga medis yang bertugas melakukan screening tersebut merupakan anggota dari Yayasan Budha Tzu Chi. Bergerak atas dasar kepedulian sosial. Bahkan, kata dr Ruth, tenaga medis tersebut bekerja secara sukarela alias tanpa dibayar.

Adapun tim medis yang terjunkan, dari dokter spesialis mata sebanyak 8 orang serta 8 orang tenaga medis dari Jakarta. Ditambah dengan sejumlah tenaga medis, pendamping puskemas, dan relawan yang terlibat berasal dari Berau.

“Termasuk alat medis kami datangkan langsung dari Jakarta. Sepaket bersamaan dengan tenaga medisnya,” terang dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Berau dr Jimmy Adriani, mengaku bersyukur atas kepedulian perusahaan yang membantu pemerintah dalam mengentaskan penyakit katarak di tengah masyarakat.

Program itu pun disebut telah selaras dengan upaya pemerintah dalam mengintervensi angka katarak di Bumi Batiwakkal. Menurut data yang dimiliki Dinkes Berau, sejauh ini terdapat 202 masyarakat dengan resiko katarak yang telah diperiksa.

“Tentu kami berterima kasih kepada pihak perusahaan karena telah berkolaborasi dan berkomitmen dalam menyelesaikan tantangan pemerintah,” ujar dia.

Salah satu masyarakat penerima manfaat PPM PT Berau Coal, Samsuri (57) mengatakan dirinya telah mengalami kebutaan ringan sejak tiga tahun lalu. Membuat dia harus pensiun sebagai pekerja di salah satu perusahaan di Berau.

Dirinya mengaku bersyukur mendapatkan kesempatan untuk operasi katarak gratis tersebut. Sebab, menurut dia dengan kondisi ekonomi yang dia alami saat ini, tidak memungkinkan untuk berobat secara mandiri lantaran biaya operasi katarak sangat mahal.

“Syukur ada program ini. Karena saya masih ingin aktif untuk bekerja membantu ekonomi keluarga,” ujar salah satu masyarakat penerima manfaat yang bermukim di Teluk Bayur tersebut.

Dirinya pun mengaku telah lolos screening dan siap untuk mengikuti operasi mata yang dijadwalkan pada pekan depan. Diketahui, giat operasi katarak bakal berlangsung di RSUD Abdul Rivai, pada Jumat hingga Sabtu pekan depan.

“Terima kasih kami telah dibantu. Program ini telah menyentuh masyarakat, dan telah memberikan dampak manfaat secara langsung,” harap dia. (adv*)

Reporter: Sulaiman