Reporter : Sulaiman
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Pesawat Wings Air tujuan Kalimarau-Maratua yang batal terbang perdana pada Kamis (1/8/2024) kemarin, mencuri atensi Bupati Berau Sri Juniarsih. Terkait dengan persoalan itu, Umi Sri akan memanggil petinggi Bandara Kalimarau.

Menurut Umi Sri, saat ini memerlukan koordinasi dengan pihak pengelola Bandara Kalimarau untuk mendapatkan informasi atas situasi tersebut.

Berita di laman berauterkini.co.id sebelumnya menyebutkan, bahwa pesawat Wings Air ATR 72-600 batal melakukan penerbangan perdana untuk rute baru Kalimarau-Maratua. Rencananya pembukaan rute itu berlangsung selama 3 bulan ke depan.

“Ini saya kaji dulu. Saya mau kumpulkan informasinya lebih dulu,” kata Umi Sri, ditemui usai melangsungkan pelantikan pengurus baru PWI Berau periode 2024/2027.

Seusai agenda itu pun, Umi Sri akan memanggil langsung Kepala Badan Layanan Umum Unit Penyelenggara Bandar Udara (BLU UPBU) Bandara Kelas I Kalimarau, Ferdinan Nurdin,  ke kediamannya untuk menerangkan duduk masalah dari batalnya penerbangan tersebut.

Padahal, penerbangan pesawat ke Maratua, merupakan agenda penting pemerintah dalam meningkatkan kunjungan wisata ke “Bumi Batiwakkal”. Memberikan alternatif transportasi yang memudahkan para pelancong yang datang ke Berau.

“Makanya, saya panggil itu Pak Ferdinan,” kata Umi Sri singkat.

Disinggung ihwal komitmen blockseat atau deposit pemerintah ke pihak maskapai penerbangan Lion Air Group, Umi Sri menyebut, langkah tersebut masih membutuhkan kajian strategis. Namun tidak menutup kemungkinan cara tersebut akan diambil pemerintah.

“Semoga bisa. Kami pelajari dulu regulasinya. Yang penting, semua harus sesuai dengan regulasi,” bebernya.

Saat ditanya soal kemampuan anggaran daerah untuk menjalankan komitmen blockseat atau deposit penerbangan, Umi Sri tidak terlalu yakin, namun berharap dukungan stakeholder agar menemukan solusi dari persoalan tersebut.

“Insya Allah, semoga bisa. Doakan yang terbaik,” ujarnya.

Di lokasi yang sama, Ferdinan menyatakan situasi tersebut harus diperhatikan serius oleh pemerintah daerah. Sebab, pihaknya sudah memastikan maskapai mau mendarat di Berau. Hanya saja soal blockseat, berada dalam kewenangan pemerintah.

“Iya, ini kami dipanggil sama Ibu (Bupati Berau),” katanya.

Ferdinan pun meminta dukungan dari setiap stakeholder, agar dapat memberikan komitmen bersama dalam mengembangkan pariwisata di “Bumi Batiwakkal”.

Apalagi, pesawat yang batal berangkat tersebut merupakan maskapai yang melakukan penerbangan langsung ke destinasi wisata unggulan, Pulau Maratua.

“Kami butuhkan dukungan itu,” harapnya. (*)