TANJUNG REDEB,– Jumlah konsumsi beras lokal masih rendah dibandingkan dengan beras luar. Beberapa alasan menjadi pemicu trend ini. Hal tersebut menjadi perhatian Bulog Berau dan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau.
Kadiskoperindag Berau, Salim mengatakan, masyarakat Berau memang masih lebih memilih untuk mengkonsumsi beras dari luar Berau yang dianggap lebih awet atau lebih bagus.
Menurut Salim, perlu ada langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah ini, agar beras petani Berau bisa lebih terserap maksimal dan petani lokal bisa lebih sejahtera.
“Di lapangan beras lokal kita masih sangat kalah dengan beras luar,” ungkapnya.
Bahkan disebut Salim, berdasarkan informasi yang dia terima dari jajarannya, di Kampung Buyung-Buyung saja masih terdapat sisa beras yang tidak tersalurkan sebanyak 200 ton.
Salah satu opsi yang menjadi wacana sejak lama namun tak kunjung terealisasi adalah, mewajibkan ASN konsumsi beras lokal. Namun hal itu belum dapat diterapkan, karena masih dalam rumusan regulasi.
“Mungkin nanti kalau sudah ada SK-nya soal kewajiban ini, baru bisa kita tekankan lagi. Sementara masih kita imbau saja dulu,” sebutnya.
Sementara Kepala Perum Bulog, Apriansyah, mengaku siap membantu Pemkab Berau dalam menyalurkan beras lokal, jika sudah memiliki pasar yang jelas.
“Pada dasarnya, Bulog siap untuk menyerap dan mengedarkan beras lokal,” singkatnya.(*)